TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Sekolah Tinggi PPM School of Management Bramantyo Djohanputro mengingatkan dunia usaha agar serius menyikapi disrupsi teknologi digital yang berlangsung sangat cepat saat ini karena pandemi.
Satu diantaranya adalah melalui adopsi teknologi.
"Kita tahu saat ini kita sedang berada dalam gelombang VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity), yang menjadikan transformasi menjadi kata kunci untuk korporasi terus bisa tumbuh dan berkembang," ujar Bramantyo saat menjadi pembicara di acara webinar Leadership bertema Leadership Transformation in Technology, Milenial and Pandemic Disruption.
Webinar ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Magister Management Executive 71 (MME 71) PPM School of Management bekerja sama dengan KBI Educentre yang merupakan bagian dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero).
Bramantyo menjelaskan, saat ini kita menghadapi tren Green Economy, Blue Economy, Sustainable Development Goals, Social Economy, dimana semua berinteraksi dan semua harus menyatu dalam keputusan manajemen korporasi.
"Hal itu membuat korporasi tidak sekedar tumbuh, tapi juga sustain," ujar Bramantyo, dalam keterangan persnya, Selasa (21/12/2021).
Tema webinar ini dirasa penting mengingat saat ini transformasi terjadi di hampir semua sektor. Webinar menyajikan berbagai pengalaman dari sejumlah narasumber dan mengacu pada lima praktik kepemimpinan.
Yakni, model the way, inspire a shared vision, challenge the process, enable others to act, encourage the heart.
Beberapa narasumber tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy; Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Jobi Triananda Hasjim.
Pembicara lainnya adalah Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero); Arga M Nugraha, Direktur Jaringan dan Layanan PT BRI (Persero) Tbk; Dewi Muliaty, Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk., serta Abdul Halim, Kepala Desa Sekapuk, Gresik.
Bramantyo menambahkan, dalam situasi seperti sekarang transformasi menjadi kata kunci.
Upaya untuk mempertahankan organisasi tetap agile dan resilience dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis tidak selalu mudah.
"Perkembangan teknologi digital yang sangat cepat, perubahan perilaku serta preferensi pasar akibat pergeseran customer ke kalangan millenial, dan ancaman akibat pandemi Covid-19, telah memberikan tantangan kepada setiap sektor bisnis maupun sektor pemerintahan di seluruh dunia termasuk Indonesia," katanya.
Kondisi ini menempatkan berbagai sektor tersebut dalam situasi yang yang rawan terdampak disrupsi oleh faktor-faktor di atas.
"Sehingga, hal ini memaksa setiap organisasi harus terus bertansformasi ke arah model bisnis yang adaptif dan agile dengan trend perubahan dan tantangan yang ada”, ungkap Bramantyo.
Selanjutnya Bramantyo mengharapkan agar para mahasiswa PPM School of Management mendapatkan tambahan wawasan serta pengalaman transformasi dari berbagai narasumber yang ada.
"Kedepan, PPM School of Management juga terus melakukan transformasi khususnya terkait program pendidikan yang ada. Dalam menyikapi situasi seperti saat ini, PPM juga tengah menyiapkan kelas Hybrid, dimana PPM memfasilitasi mahasiswa untuk sebagian bisa belajar secara tatap muka dan sebagian lagi melalui daring," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi, mengatakan kegiatan yang dijalankan bersama dengan PPM School of Management ini tentunya sejalan dengan transformasi yang ada di KBI.
"Dalam hal transformasi SDM, KBI juga tengah menjalankan program Leadership Development Program, yaitu program yang didesign khusus untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul serta agile serta memiliki digital mindset," kata Fajar.