Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menilai ekonomi nasional pada saat ini sudah mulai pulih dan harus terus dijaga, agar perekonomian Indonesia bisa lebih cepat bangkit.
Hal tersebut disampaikan Lutfi saat melepas ekspor dari 278 eksportir senilai Rp35,03 triliun atau setara 2,44 miliar dolar AS yang dilaksanakan secara serentak di 18 titik di 62 kabupaten/kota dan 26 provinsi di Indonesia secara hybrid.
Baca juga: Ikut Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Industri Otomotif Tumbuh 81 Persen
“Saya berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya,” ujar Lutfi saat acara Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021 di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, yang ditulis Jumat (24/12/2021).
Menurutnya, pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, dari pemerintah pusat hingga para pelaku usaha untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja ekspor nasional.
Baca juga: Bob Azam: Produksi Mobil Toyota Pada 2021 Sentuh Level Normal
“Pertumbuhan ekspor non migas yang terus menerus surplus hingga akhirnya meraup nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah ini, bukan hanya hasil kerja keras pemerintah pusat, tetapi juga para eksportir dan pemerintah daerah," paparnya.
Pemerintah, kata Lutfi, memang tengah fokus pada peningkatan kinerja ekspor dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Secara simultan, pertumbuhan ekspor yang signifikan juga akan mendorong inovasi dan peningkatan kualitas industri dalam negeri. Kedua hal ini merupakan fondasi utama untuk memulihkan ekonomi nasional dan mewujudkan cita-cita Indonesia Maju 2045,” ujar Lutfi.
Salah satu langkah taktis yang dijalankan Kementerian Perdagangan yaitu dengan sering-sering bertemu dan berdiskusi dengan eksportir.
"Kami selalu motivasi para pelaku usaha untuk berani mengeksplorasi peluang pasar baru di kawasan emerging markets dan pasar nontradisional. Terlebih dengan adanya ketidakpastian di negara-negara pesaing, kita justru dapat memanfaatkan potensi ekspor yang selama ini belum dioptimalkan seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Barat, Eropa Timur dan negara-negara di kawasan Oseania,” paparnya.
Secara kumulatif, kinerja ekspor Indonesia pada Januari - November 2021 mencapai 209,16 miliar dolar AS, naik 42,62 persen dibanding periode yang sama 2020.
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia November 2021 mengalami surplus 3,51 miliar dolar AS, melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020, dan tercatat sebagai nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah.
Produk ekspor non migas dari Indonesia yang menerima permintaan tertinggi di pasar dunia meliputi lemak dan minyak hewan atau nabati.
Kemudian bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya, serta karet dan produk karet.
Sedangkan lima negara yang menjadi pasar tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok (46 miliar dolar AS), Amerika Serikat (23,13 miliar dolar AS), Jepang (15,18 miliar dolar AS), India (11,87 miliar dolar AS) dan Malaysia (9,66 miliar dolar AS).