News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Diprediksi Menguat Terbatas di Akhir Tahun

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan beraktivitas di antara layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (25/9/2020). Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas akibat penyebaran varian Omicron yang cepat di tengah musim libur akhir tahun. 

Kendati demikian, risiko keparahan penyakit yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta sebelumnya. 

"IHSG berpeluang bergerak menguji resistance di level 6.609 sampai 6.688 dan support di level 6.484 hingga 6.529. IHSG berpeluang tutup akhir tahun di level 6.650 sampai 6.700," ujar dia melalui risetnya, Senin (27/12/2021). 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan suku bunga obligasi Indonesia bisa naik 50 basis poin (bps) segera setelah kuartal III tahun depan. 

Baca juga: Menebak Gerak IHSG di Tengah Ancaman Omicron dan Kebijakan Bank Sentral AS

Hal tersebut untuk menyamai perkiraan kenaikan 50 hingga 75 bps dalam imbal hasil US Treasury ketika Amerika Serikat memperketat kebijakan moneter. 

Baca juga: Aturan Baru BEI soal Pencatatan Saham Incar Emiten New Economy

"Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo itu muncul setelah Federal Reserve AS mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret nanti. Membuka jalan bagi tiga kenaikan suku bunga masing-masing seperempat poin persentase pada akhir 2022," katanya. 

Baca juga: Saham-saham Emiten Baru yang Jadi Buruan Investor Asing

Menurut dia, gubernur BI pastinya selalu akan memastikan mata uang rupiah tetap stabil, meskipun ada pengetatan moneter global. 

"Diapun (gubernur BI) menjanjikan untuk melanjutkan apa yang disebut strategi intervensi tiga kali lipat di pasar spot valauta asing, obligasi, dan pasar forward nondeliverable domestik," pungkas Hans.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini