Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan manufaktur cat PT Mowilex Indonesia kembali mengantongi sertifikasi net zero carbon untuk tahun ketiga menyusul berhasil diturunkannya emisi karbon oleh perusahaan sebesar 13,2 persen.
Esther Sugiono, Chief Financial Officer (CFO) Mowilex mengatakan, pencapaian ini dilakukan dengan membeli offset karbon untuk mengimbangi emisi karbonnya berdasarkan penilaian dari evaluasi Scope 1, 2 dan 3 sesuai dengan Protokol CarbonNeutral.
Baca juga: Mau Cari Rumah Murah di Bekasi, Berikut Daftarnya, Harga Mulai Rp 168 Jutaan
"Perhitungan emisi dan sertifikasi offset karbon tersebut dikeluarkan oleh dua badan independen yang berada di Amerika Serikat," ujar Esther dalam pernyataan tertulisnya kepada Tribunnews, Jumat (31/12/2021).
Esther menjelaskan, di 2019 perusahaannya menjadi perusahaan manufaktur pertama yang meraih sertifikasi CarbonNeutral.
Tiga tahun kemudian, perusahaan ini masih menjadi satu-satunya perusahaan yang dapat mengklaim netralitas karbonnya di pasar.
Esther menegaskan, pihaknya berkomitmen penuh dalam penggunaan pasar karbon untuk mencapai netralitas karbon atau carbon neutrality, sembari mengurangi emisinya di seluruh operasi dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan secara keseluruhan.
Baca juga: Sektor Properti Telah Pulih, Pra Penjualan LPKR Diprediksi Naik 12 Persen pada 2022
Pihaknya telah memperkenalkan pedoman VOC, standar pada kemasan (labeling) dan telah mengganti secara sukarela stok lama dari cat kayu dan besi yang memiliki kandungan timbal di atas 90ppm dengan versi yang memiliki formulasi baru yang bebas timbal tanpa biaya tambahan untuk toko ataupun distributor.
Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan ini telah memulai inisiatif-inisiatif efisiensi seperti pengurangan daya listrik yang digunakan oleh pendingin ruangan, memasang sistem penerangan yang efisien, serta memasang insulasi pada kebanyakan dari gedung-gedung perusahaan untuk mengurangi pemakaian listrik.
Saat ini Mowilex membangun pabrik baru yang akan beroperasi pada kuartal I 2022 yang diharapkan akan mengurangi emisi karbon (CO2) dari operasi manufaktur dan logistik utamanya sebanyak 7 persen.
“Kami berharap bisa sebanyak mungkin mengadopsi perbaikan ini secara permanen dengan melakukan evaluasi kembali terhadap bagaimana kami beroperasi. Kami mencari perubahan-perubahan yang terkait dengan COVID yang bisa diintegrasikan ke pekerjaan rutin kami untuk meminimalisir dampak negatif kami terhadap lingkungan sembari menciptakan efisiensi finansial,” ujar Esther Sugiono.
Di 2021, perusahaan ini telah membeli offset karbon dari proyek-proyek yang telah bersertifikasi, termasuk proyek REDD+ Rimba Raya di Kabupaten Seruyan serta proyek REDD+ Katingan Mentaya di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.