TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di penghujung tahun nilai tukar rupiah berhasil menguat tipis. Mengutip Bloomberg, Jumat (31/12/2021), rupiah menguat 0,05% ke Rp 14.263 per dollar AS.
Sementara, Kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) melemah 0,06% ke Rp 14.278 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan rupiah menguat karena didukung data ekonomi China yang membaik. Tercatat Kamis (30/12), data manufaktur China naik ke level 52,7 lebih tinggi dari ekspektasi di 52,0.
Baca juga: Sri Mulyani Minta PLN Gunakan PMN Rp 5 Triliun Secara Akuntabel dan Transparan
Namun, di satu sisi data tenaga kerja AS juga membaik, sehingga penguatan rupiah terbatas. Tercatat, data pengangguran AS di periode Desember menurun ke 198.000 dari data sebelumnya yang berada di 206.000.
Di awal tahun, Faisyal memproyeksikan rupiah melemah. Sentimen negatif datang dari dominasi penguatan dollar AS menyambut kenaikan suku bunga The Fed di tahun depan.
Selain itu, dollar AS berpotensi kembali diburu di tengah meningkatnya penyebaran Covid-19 varian omicron. "Risk appetite berpotensi turun karena kekhawatiran di awal tahun akan terjadi lockdown seiring kasus yang semakin tinggi," kata Faisyal.
Baca juga: Perdagangan Terakhir IHSG di 2021 Berada di Zona Merah, Turun 0,29 Persen
Rupiah di perdagangan Senin (3/1), Faisyal proyeksikan berada di rentang Rp 14.235 per dollar AS-Rp 14.310 per dollar AS.
Sumber: Kontan