Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2021 sebesar 1,87 persen.
Hal itu disampaikan Ketua BPS Margo Yuwono saat konferensi pers di Jakarta, Senin (3/1/2022).
"Capaian inflasi ini didorong oleh peningkatan harga di berbagai kelompok pengeluaran," kata Margo.
Baca juga: BPS: Kunjungan Wisatawan Asing Meningkat tapi Masih Jauh dari Pra Covid-19
Menurutnya, andil terbesar inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi.
Kelompok makanan minuman dan tembakau mencatat inflasi 1,61 (month-to-month/mtm) dan secara tahunan 3,09 persen (year-on-year/yoy).
Di mana cabai rawit merah paling tinggi memberikan andil 0,11 persen.
Baca juga: Survei BPS: Indeks Kebahagiaan Masyarakat Jateng Meningkat sejak Dipimpin Ganjar
Sedangkan kelompok transportasi mencatat inflasi 0,62 persen mtm dan secara tahunan 1,58 persen yoy.
“Inflasi secara tahunan tercatat tertinggi sepanjang 2021 bahkan sejak Juli 2020," ucap Margo.
Secara bulanan, inflasi pada Desember 2021 mencapai tingkat 0,56 persen mtm.
Penyumbang utama inflasi akhir tahun karena adanya kenaikan harga komoditas pangan.
Bahan pangan seperti cabai rawit merah, minyak goreng, dan telur ayam ras naik cukup signifikan.
"Kondisi ini menunjukkan daya beli masyarakat mulai kembali pulih," tukasnya.
Dari 90 kota yang diamati, Margo menyebut 88 kota/kabupaten mengalami peningkatan inflasi.