News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Meski Varian Omicron Menghantui, Pengusaha Prediksi Ekonomi Digital Indonesia Tetap Tumbuh

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diprediksi masih akan terus meningkat cukup pesat pada tahun ini, meskipun Covid-19 varian Omicron tengah mengintai.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady menilai, kemunculan varian Omicron tidak akan separah varian Delta.

Hal ini berkat pelaksanaan program vaksinasi nasional yang telah berjalan, maupun perintah Presiden Joko Widodo untuk dilaksanakan program vaksin booster.

Baca juga: BRI Edukasi Manfaat Transaksi Digital ke Pelaku Usaha di Yogyakarta

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 1.005 triliun atau 70 miliar dolar AS.

Sedangkan berdasar riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh 146 miliar dolar AS.

“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara kawasan yang mempunyai ekosistem digital terbesar, hal inipun semakin ditopang pemulihan daya beli masyarakat," ucap John Riady di Jakarta, Minggu (9/1/2022).

Baca juga: E-KTP Segera Beralih ke Teknologi Digital Menggunakan QR Code, Berikut Syarat dan Cara Buatnya

"Walaupun kredit perbankan melambat dan orang banyak menabung, namun transaksi digital semakin membesar,” ungkap John.

Keyakinan ini pula yang mendorong Lippo Group memperkuat strategi dalam bersaing di sektor ekonomi digital.

Tidak heran jika unit investasi Lippo pada ranah digital yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) sangat agresif.

MLPL menjadi anak usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Hingga kuartal II 2021, Multipolar telah mencatatkan laba bersih serta peningkatan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laba bersih perseroan mencapai Rp 371 miliar pada periode tersebut.

Kinerja itupun mengungkit kapitalisasi pasar MLPL.

Selama setahun, tingkat kenaikan harga saham MLPL mencapai 421,13 persen.

Harga saham MLPL pada awal Januari Rp 57 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 827 miliar.

Sementara awal Desember 2021 sempat melambung hingga Rp 5,8 triliun.

“Saya tetap meyakini bahwa 2022 adalah momen pemulihan menuju kondisi normal. Normal di sini adalah normal yang baru, di mana ekonomi digital memainkan peran penting,” pungkas John.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini