News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Star Energy dan Schlumberger Rampungkan Studi Penentu 'Sweet Spot' Pengeboran Geothermal

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi: Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt milik Star Energy Geothermal di Sukabumi, Jawa Barat v

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Star Energy Geothermal (SEG), perusahaan energi panas bumi terbesar di Indonesia, dan Schlumberger, penyedia teknologi terkemuka dunia untuk industri energi global, menyelesaikan studi bersama dalam mengembangkan solusi terobosan untuk menentukan daerah "sweet-spot" pengeboran panas bumi di penghujung tahun 2021.

Chief Executive Officer Star Energy Geothermal, Hendra S Tan mengatakan proyek ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan dalam menerapkan inovasi dan teknologi untuk mengurangi LCOE (Levelized Cost of Electricity) energi panas bumi. Biaya pengeboran merupakan salah satu komponen biaya utama dari biaya energi panas bumi.

Baca juga: ASDP Indonesia Ferry dan Pertamina Geothermal Energy Bakal IPO di 2022

"Penerapan teknologi ini akan memungkinkan kami untuk mengebor di tempat yang tepat dengan akurasi dan hasil yang lebih baik, yang berujung pada pengurangan biaya pengeboran dan biaya energi panas bumi”, kata Hendra S Tan, Jumat (14/1/2022).

Studi penerapan teknologi ini dimulai pada Lapangan Panas Bumi Darajat, dimana penggunaannya diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengeboran sumur dengan memodelkan sistem rekahan alami, dan distribusi permeabilitas yang diketahui di bagian area yang sudah dibor serta memprediksi distribusinya di bagian yang belum dibor.

Baca juga: Dirut PGE Beberkan Strategi Pertamina Geothermal Energy Dalam Mencapai Target Perusahaan

Di banyak lapangan panas bumi, produksi bergantung pada keberhasilan penentuan target pemboran terhadap rekahan yang terjadi secara alami di bawah permukaan.

Chief Asset Management Officer PT Star Energy Geothermal, Ken Riedel mengatakan teknologi ini akan diterapkan untuk meningkatkan hasil pemboran di tiga lapangan SEG. Tahap pertama diterapkan pada Lapangan Darajat pada pemboran 2022 serta pada Lapangan Salak dan Lapangan Wayang Windu pada kampanye selanjutnya.

Sementara Managing Director Schlumberger Indonesia Devan Raj mengatakan pihkanya senang memiliki kesempatan memperluas kerja sama dengan Star Energy Geothermal dalam mengembangkan solusi inovatif dengan memanfaatkan kumpulan ahli dan teknologi dari kedua perusahaan untuk memaksimalkan potensi panas bumi.

Teknologi ini menggabungkan pengetahuan SEG tentang manajemen sumber daya panas bumi pada Naturally Fractured Reservoir dan teknologi Schlumberger dalam mengkarakterisasi rekahan dengan mengunakan aplikasi DELFI Cognitive E&P Environment, melalui proyek yang disebut Fracture Characterization and Optimized Well Placement (FCOWP).

Ini adalah studi pertama yang diaplikasikan pada lapangan panas bumi skala besar dan diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap optimisasi pengeboran sumur di masa depan.

artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Star Energy & Schlumberger Selesaikan Studi Penentu Sweet Spot Pengeboran Geothermal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini