TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam sepekan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,82%.
Hal ini setelah pada akhir perdagangan hari Jumat (4/2/2022) IHSG menguat 0,71% ke 6.731.
Penguatan IHSG disebut sejalan dengan inflow asing sebesar Rp 873 miliar pada perdagangan Jumat kemarin.
“Selain itu, rilis data ekonomi yang cukup baik di hari Rabu lalu juga mempengaruhi pergerakan IHSG dalam sepekan ini,” ungkap analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: IHSG Menguat 0,71 Persen ke 6.731 di Akhir Pekan, Investor Asing Borong Saham BRI, Telkom dan BCA
Menurut Herditya, hal tersebut membuat IHSG bergerak naik, meskipun kasus Covid-19 terus meningkat.
Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst – Master PT Kanaka Hita Solvera menambahkan, secara teknikal, meskipun IHSG naik pada perdagangan Jumat ini, akan tetapi selama IHSG tidak mampu naik ke atas level 6.754, maka IHSG masih berada dalam fase sideways-nya.
Baca juga: Investor Asing Buru Saham BNI, Mandiri dan XL, IHSG Naik 0,52 Persen ke 6.645 di Akhir Pekan
“Apabila IHSG menembus ke atas level 6.754 tersebut, IHSG akan berpotensi kembali menguat menuju ke level 6.950-7.000 sebagai target penguatan ideal,” katanya.
Menurut Daniel, penguatan IHSG pada Jumat (4/2), salah satunya didorong oleh rilis laporan keuangan beberapa emiten big caps yang kinerjanya cemerlang.
Baca juga: IHSG Melesat 1,15 Persen ke Level 6.707, Investor Asing Borong BCA, ARTO dan BNI
Ia memberi contoh BBRI yang berhasil mencetak laba senilai Rp 32,2 triliun atau naik 75,5% yoy sehingga investor kembali memburu saham-saham big caps.
“Selain itu, investor juga antusias memborong saham sektor teknologi seperti BUKA yang harganya sudah terdiskon cukup banyak sejak IPO dan adanya sentimen rencana IPO GoTo,” papar Daniel.
Pada perdagangan Jumat (4/2), saham BUKA ditutup menguat 6.11% ke harga Rp 382 per saham. Dalam sepekan, saham BUKA sudah melesat 18,63%. (Ika Puspitasari)