Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2021 telah meningkatkan keyakinan pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, hal tersebut membuat Pemerintah yakin momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut di 2022.
Dia mengatakan, naiknya Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia ke level 53,7 di Januari 2022 juga menjadi sinyal positif terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun ini.
Meskipun demikian, Airlangga memandang akselerasi ekonomi nasional bakal dihadapkan sejumlah tantangan. Salah satu yang sudah terlihat adalah meningkatnya kasus aktif Covid-19 varian Omicron.
“Ekonomi Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai risiko di tahun 2022, terutama dari penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. Untuk itu, Pemerintah telah mempersiapkan berbagai strategi dalam memitigasinya,” ucap Menko Airlangga dalam keterangannya dikutip, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: PMI Manufaktur di Angka 53,7, Menko Airlangga Sebut Jadi Sinyal Pemulihan Ekonomi
Maka dari itu, dalam bidang kesehatan penguatan strategi pengendalian pandemi Covid-19 juga terus dilakukan.
Akselerasi vaksinasi melalui pemberian dosis vaksin ketiga (booster) terus ditingkatkan, sehingga akan menambah kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi pada tahun ini.
Baca juga: Sinyal Optimisme Pemulihan Ekonomi, Inflasi dan PMI Manufaktur di Awal Tahun Beri Prospek Positif
Pemerintah tetap melanjutkan Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan alokasi anggaran sebesar Rp455,6 triliun, dan akan dilakukan front-loading pada Triwulan I 2022.
Front-loading dilakukan di berbagai kebijakan insentif fiskal dan perlindungan sosial, dan kebijakan ini akan mengamankan momentum pemulihan ekonomi nasional.
Prospek ke depan juga memperhatikan perkembangan harga komoditas, baik energi maupun non-energi.
Airlangga melanjutkan, peningkatan harga komoditas pertambangan di 2021 diharapkan masih berlanjut di 2022, sehingga akan mendorong produktivitas sektor pertambangan, yang berdampak bagus untuk daerah yang berbasis tambang.
“Oleh karena itu, strategi lainnya seperti program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan percepatan transisi menuju ekonomi hijau, juga akan dilakukan guna memastikan ekonomi Indonesia siap pulih dari pandemi,” papar Airlangga.
Baca juga: Insentif PPN di Sektor Otomotif dan Properti Diklaim Bawa Efek Multiplier untuk Pemulihan Ekonomi
Hilirisasi produk-produk ekspor yang bernilai tambah tinggi, misalkan produk turunan nikel, masih menjadi prioritas.
Proses hilirisasi ini ditopang juga oleh pembangunan pabrik smelter dan perusahaan baterai yang mendorong kolaborasi BUMN dengan investor domestik dan/atau internasional.
“Pemerintah meyakini bahwa koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4,0 persen hingga 5,0 persen (year on year/yoy) di Triwulan I-2022,” ujar Airlangga.
“Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen (yoy) di akhir 2022 mendatang,” pungkasnya.