News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perbankan 'Pede' Kredit bakalan Tumbuh Signifikan, Ini Sektor-sektor yang Bakal Jadi Pendukung

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski pandemi belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dan tantangan masih banyak, namun sektor perbankan tetap percaya atau "pede" diri pada tahun ini.

Para bankir yakin tahun ini mereka bakalan bisa meningkatkan kredit di banding tahun lalu.

Sejumlah sektor diperkirakan bakalan menopang target tersebut.

Walaupun optimistis ekonomi membaik, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih memilih konservatif dalam memasang target kredit dengan mempertimbangkan beberapa tantangan yang masih.

Baca juga: Salurkan Pinjaman Digital Rp 1 Triliun, Standard Chartered Jalin Kemitraan dengan Kredit Pintar

Kredit ditargetkan tumbuh sekitar 6%-8%. Namun, penyaluran kredit diperkirakan akan melampaui target jika ekonomi tetap terkendali.

Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, ada sejumlah faktor positif yang dimiliki Indonesia saat ini di tengah tantangan makro secara global seperti kenaikan bunga The Fed dan meningkatnya kasus Omicron.

Baca juga: BRI Catatkan Laba Rp 32,22 Triliun di 2021, Kinerja Kredit Jadi Penopang Utama

"Dari dalam negeri, kita ada sedikit blessing. Prospek pertambangan kita luar biasa, bukan hanya batubara tetapi juga tambang lain seperti nikel, tembaga, besi dan lain-lain.

Dengan kebutuhan mobil listrik yang besar sekali di China, kita harus bersyukur karena sebagian besar bahan baku baterai ada di Indonesia," kata Jahja dalam siaran langsung bertajuk Prospek Investasi 2022 yang digelar BCA Sekuritas, Selasa (8/2).

Selain itu, sektor perkebunan juga dinilai akan positif seiring dengan kenaikan harga komoditas.

Jahja melihat, kedua sektor di atas juga akan turut mendorong sektor lain yang terkait seperti transportasi dan perkapalan.

Baca juga: Perekonomian Mulai Pulih, BCA Patok Pertumbuhan Kredit Hingga 8 Persen

Pertumbuhan sektor-sektor tersebut akan menambah serapan tenaga kerja cukup besar dan pada akhirnya akan mendorong daya beli masyarakat.

"Selanjutnya akan terjadi kenaikan pendapatan masyarakat dan itu akan mendorong tingkat konsumsi, bukan lagi saving," kata Jahja.

Pertumbuhan sektor-sektor ini diharapkan akan mendorong kredit korporasi dan UMKM di BCA.

Tahun lalu, kredit investasi di bank ini sudah cukup baik, terutama disumbang dari sektor telekomunikasi dan infrastruktur. Begitupun dengan UMKM.

Sektor lain yang dilihat BCA prospektif adalah perumahan karena kebutuhan hunian bagi kaum millenial meningkat setiap tahun dan masyarakat yang penghasilannya bertambah akan mencari rumah yang lebih besar.

Baca juga: Berkas Lengkap, Bareskrim Tahan Eks Bos BPD Jateng Cabang Blora Kasus Korupsi Penyaluran Kredit

Menurut Jahja, hal itu akan mendorong pertumbuhan kebutuhan KPR tahun ini. Peningkatan pendapatan masyarakat juga diyakini akan semakin mendorong permintaan kredit konsumsi lain seperti KKB.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan kredit tumbuh di kisaran 9%-11%. BRI memperkirakan penyaluran kredit akan menggeliat di awal tahun ini.

Berdasarkan hasil survei Indeks Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilakukan BRI, ekspektasi bisnis UMKM pada kuartal I 2022 tercatat membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca juga: Presiden Jokowi: Tidak Boleh Lagi Ada Cerita Akses Kredit Sulit Bagi UMKM

"Hal tersebut mencerminkan bahwa UMKM memiliki optimisme tinggi bahwa di kuartal I 2022 bisnis dapat tumbuh lebih baik," kata Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI pada KONTAN, Rabu (9/2).

Strategi penyaluran kredit BRI tahun ini masih akan fokus pada segmen UMKM dan ultra mikro dengan melakukan ekspansi secara selektif.

Sektor-sektor yang masih prospektif di segmen UMKM menurut BRI tahun ini diantaranya pertanian, pangan, kesehatan, perdagangan.

Sedangkan di segmen korporasi (non UMKM), BRI hanya akan fokus pada kredit berbasis transaksi dan mendorong optimalisasi value chain yang diharapkan mampu mendorong peningkatan dana murah (CASA) dan fee based income perseroan.

Adapun PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (Bank BJB) menargetkan kredit tumbuh sekitar 9%-10%.

Strategi perseroan dalam menyalurkan kredit masih akan mempertahankan segmen debitur berpenghasilan tetap seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai captive market kredit konsumsi. (Dina Mirayanti Hutauruk)

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini