Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia ternyata memberikan dampak negatif yang besar bagi pasar global khususnya harga minyak mentah.
Dilansir dari NYP, kini harga minyak mentah dunia makin melonjak drastis, seiring dengan adanya ancaman atas rusaknya saluran infrastruktur migas Rusia.
Ini dikarenakan hampir 35 persen pasokan gas Rusia yang dialirkan ke Eropa, sebagian besar harus melalui wilayah Ukraina.
Baca juga: Makin Panas, Militer Rusia Kepung Ukraina dari Darat dan Laut, AS Enggan Terlibat Konflik Terbuka
Bahkan terjadinya ketegangan diantara keduanya, sukses membuat harga pasokan minyak mentah dunia melonjak drastis.
JPMorgan mengatakan lonjakan material dalam harga minyak bisa menyentuh hingga level 150 dollar AS per barel.
Jika nantinya konfik diantara keduanya makin meledak dan membuat harga minyak mentah semakin mahal, tentu akan mendorong hadirnya energi pengganti seperti batu bara.
Menurut Research & Development ICDX dalam Commodity Outlook, Girta Yoga dalam keterangan resminya, menyebut jika nantinya batubara dijadikan alternatif pengganti akibat pasar minyak mentah yang terus melambung, maka posisi Indonesia tentunya akan sangat diuntungkan.
Mengingat Indonesia masuk sebagai salah satu pemasok komoditas batubara terbesar di dunia. Tercatat berdasarkan hasil dari Badan Energi Internasional (IEA), jumlah ekspor batu bara dari Indonesia mencapai 405 juta ton.
Jika nantinya seluruh pengguna pasokan Rusia pindah haluan ke Indonesia tentu pemasukan negara akan jauh lebih tinggi dari biasanya, kabar ini tentu dapat membantu pertumbuhan ekonomi RI.
Baca juga: Bertemu di Berlin, Rusia dan Ukraina Gagal Mencapai Kesepakatan
Tak hanya itu, akibat konflik ini membuat investor pasokan nikel global yang biasa menyetok nikel dari Rusia ketar-ketir, hal ini terjadi lantaran adanya ancaman sanksi yang diberikan Uni Eropa dan Amerika Serikat kepada Rusia terkait pemberhentian konsumsi nikel pada negara Rusia.
Sanksi tegas ini diberikan jika nantinya Rusia nekat menyerang Ukraina. Kabar ini tentu disambut baik oleh Indonesia, sejauh ini Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).
Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.
Dengan begitu Indonesia juga dapat menjadi calon pemasok nikel dunia, terlebih ditengah meningkatnya harga nikel dunia.