TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengatakan adanya kemungkinan pihaknya mengirimkan senjata ke Ukraina.
Hal ini menyusul keterlibatan tentara Korea Utara dalam membantu Rusia berperang melawan Ukraina.
Yoon Suk Yeol mengatakan opsi ini bisa terjadi sesuai dengan sejauh mana tentara Korea Utara terlibat dalam perang ini.
"Sekarang, tergantung pada tingkat keterlibatan Korea Utara, kami akan secara bertahap menyesuaikan strategi dukungan kami," kata Yoon, dikutip dari Kyiv Independent.
"Ini berarti kami tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan senjata," tambahnya.
Tentunya dengan keputusan ini maka mengubah kebijakan Korea Selatan sebelumnya.
Di mana Korea Selatan melarang menyediakan bantuan militer langsung ke zona perang sebagai tanggapan.
Selama ini, Korea Selatan hanya mengizinkan pengiriman berupa bantuan kemanusiaan dan non-mematikan kepada Ukraina.
Namun, mereka tetap tegas dengan komitmennya untuk tidak mengirim senjata, dengan alasan pembatasan legislatif.
Meski begitu, ada beberapa laporan yang menyatakan, selama ini Korea Selatan diam-diam memasok senjata ke Ukraina.
Akan tetapi, laporan tersebut dengan tegas dibantah oleh pemerintah Korea Selatan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-987: Tentara Korea Utara dan Ukraina Mulai Baku Tembak
Masih belum jelas sistem persenjataan apa yang sedang dipertimbangkan Korea Selatan, meskipun Yoon berkomentar, 'senjata pertahanan' akan menjadi prioritas.
Sebagai informasi, hubungan Rusia dan Korea Utara semakin erat ketika Pyongyang mengirimkan sekitar 12.000 tentara untuk membantu Rusia.
Ukraina Klaim Pasukannya Terlibat Bentrok dengan Tentara Korea Utara
Pejabat kontra-disinformasi utama Ukraina, Andriy Kovalenko, mengungkapkan untuk pertama kalinya, pasukannya bentrok dengan tentara Korea Utara, dikutip dari BBC.