Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan pengguna ekonomi dan energi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah telah menetapkan tujuan untuk netralitas karbon di 2060, sehingga perlu mengintensifkan integrasi energi terbarukan berskala besar.
Merespon hal itu, Hitachi Energy menawarkan integrasi energi terbarukan, seperti energi surya dan angin ke dalam sistem grid dan menyediakan teknologi perintis seperti gardu digital, sistem manajemen energi modern, Flexible Alternating Current Transmission Systems (FACTS) untuk membantu mengatasi masalah kualitas daya (power quality) dalam jaringan transmisi dan distribusi.
"Perusahaan juga memiliki sistem High Voltage Direct Current (HVDC) untuk menghubungkan jaringan interkoneksi kelistrikan antar pulau, seperti konsep Nusantara Super Grid," kata Presiden Direktur PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Michel Burtin dalam keterangan pers, Selasa (15/2/2022).
Menurut Michel, transisi energi saat ini memerlukan jaringan yang lebih kuat, lebih cerdas karena mengintegrasikan berbagai sumber energi, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT.
"Sebagian besar jaringan yang sudah ada dari beberapa waktu yang lalu, dan saat ini jaringan kelistrikan harus lebih fleksibel, efisien, dan dapat diandalkan untuk mendukung permintaan dan pasokan energi terbarukan yang akan datang, dan juga bisa mengatasi kompleksitas grid," kata Michel.
Baca juga: Dukung Transisi Energi, PLN Targetkan Pembangkit EBT 648 MW Beroperasi Tahun Ini
Menurut Michel pertumbuhan konsumsi listrik akan mendorong sejumlah tantangan.
"Listrik adalah tulang punggung dari seluruh sistem energi dan semua sektor di industri akan tumbuh secara signifikan dalam elektrifikasi. Transportasi listrik, proses heating serta konversi industri adalah pendorong utama,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia Minta Kontribusi Negara Maju dalam Pendanaan Transisi Energi Ramah Lingkungan
“Selain mengoptimalkan penerapan dan pemanfaatan EBT, yang perlu diperhatikan saat ini adalah bagaimana pada saat yang sama untuk tetap menjaga kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia,” ungkap Michel.
Hitachi Energy juga telah lama terlibat dalam beberapa proyek transisi energi. Diantaranya di proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di dekat Rantau Dedap, di dataran tinggi terpencil di Sumatera Selatan sebesar 220 megawatt listrik bebas karbon ke jaringan Sumatera.
Baca juga: Investasi Energi Baru Terbarukan di NTT Menjanjikan, Kadin Janji Bawa Calon Investor
Mereka terlibat dalam beberapa proyek transisi energi, seperti menerapkan solusi Grid Edge di beberapa wilayah nusantara, termasuk di antaranya fasilitas microgrid pertama dan terbesar di perusahaan tambang di Bontang.
Perusahaan juga bekerja sama dengan PLN menyediakan suplai listrik yang stabil di pembangkit listrik yang ada di Semau, dekat Kupang, di Nusa Tenggara Timur, serta di Pulau Selayar dimana keduanya merupakan pilot project PLN untuk Smart Grids.
"Solusi Grid Edge kami memberikan keandalan pasokan listrik yang tinggi, mengintegrasikan sumber energi terbarukan yang terdistribusi dan Penyimpanan Energi Baterai (Battery Energy Storage)," kata Michel.
Teknologi ini dinilainya cocok untuk Indonesia, dengan banyak wilayah geografis terpencil yang tidak terhubung ke jaringan pusat.