TRIBUNNEWS.COM, MAKASAR - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi melakukan inspeksi mendadak atas kelangkaan minyak goreng (migor) di Makassar, Sulawesi Selatan. Dari inspeksi tersebut, ia kehilangan kesabaran karena melihat langsung pelaku usaha yang menimbun minyak goreng.
Jajaran Kemendag mengaku akan segera mengambil tindakan hukum tegas terhadap pelaku yang terbukti menimbun minyak goreng.
"Saya ingatkan sekali lagi Kementerian Perdagangan akan tindak tegas dan menyeret para pelaku nakal penimbun minyak goreng ke ranah hukum," kata Lutfi.
Baca juga: Cerita Seorang Ibu Tempuh Perjalanan 12 Jam untuk Mendapatkan Minyak Goreng
Inspeksi Kementerian Perdagangan secara mendadak ini serempak dilakukan ke sejumlah daerah di Indonesia. Dalam inspeksi ini, Lutfi didampingi Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana saat sidak dan pemantauan ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani dan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto juga ikut serta dalam inspeksi ini.
Rombongan tersebut memantau dua pasar di Makassar. Pertama, Pasar Terong, Wajo Baru, Bontoala. Kedua, Pasar Pabaeng-baeng, Tamalate. Di kedua pasar ini, Mendag banyak berinteraksi dengan pedagang. Sejumlah pertanyaan pun dilayangkan mantan duta besar RI untuk Amerika Serikat itu untuk mengetahui kondisi rill di lapangan.
Baca juga: Cerita Pengusaha Kerupuk Niat Beli Minyak Goreng Malah Dikirimi Puluhan Liter Kuah Soto
Hasilnya, migor curah dengan harga terjangkau tersedia di kedua pasar terbesar di Makassar ini. Hanya saja, migor kemasan premium dan sederhana masih sulit ditemukan. "Mudah-mudahan paket premium datang merk Filma siang ini dari pelabuhan. Saya meminta kepada distributor untuk menyebarkan ke seluruh pedagang," tutur Lutfi.
Lutfi memastikan, tidak ada masalah dengan stok migor. Hanya saja, kebijakan yang ia menerbitkan belakangan ini memerlukan waktu untuk menyesuaikan harga. Sebab itu, tujuannya ke Makassar untuk memastikan distribusi lancar dan barang tersedia.
Adapun temuan di lapangan, harga migor curah sudah berada di level Rp 11.500 per liter. Sehingga suplai akan kembali normal. Lutfi bangga, sejumlah pedagang sudah mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang diatur pemerintah. Justru yang belum stabil itu adalah suplainya. Sehingga, harga belum bisa disamakan.
Namun, kondisi seperti ini bisa kembali pulih dalam seminggu ke depan. Terlebih, semua sudah dikalkulasi dengan matang. "Jadi, kalau hitungan Februari itu, kita memerlukan 280 juta liter. Sampai tiga hari kemarin sudah dipenuhi sepertiganya," ujar Lutfi.
Suplai sebanyak 60 juta liter sudah mulai didistribusikan. "Jadi mudah-mudahan dalam 12 hari ke depan sebelum akhir bulan harga akan normal," harap Lutfi.
Usai memantau harga di pasar, Lutfi kemudian bergegas melakukan sidak ke sebuah storage atau penampungan minyak di dekat pelabuhan. Di sana, terdapat dua distributor minyak curah: PT Sawit Tunggal Arta Raya (STAR) dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART).
Rupanya, Lutfi mendapat kabar bahwa PT STAR menahan migor curah yang membuat pasokan ke sejumlah pedagang tersendat. "Sudah comply dan ada yang harus ikut peraturan. Jadi pakai marah-marah sedikit," kata mantan kepala BKPM ini. Tetapi ia menegaskan ini mesti dikerjakan karena keadaan saat ini sedang darurat.
Mendag meminta PT STAR segera mendistribusikan migor curah ke sejumlah pasar di Makassar. Lutfi juga mengingatkan, harga yang dijual di bawah Rp 11.500 per liter. Hal ini adalah penetapan pemeirntah, sesuai HET kepada konsumen.
Lutfi ingin suplai yang ada bukan hanya untuk sebatas kota Makassar. Melainkan seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Itu yang dilakukan PT SMART. Bahkan perusahaan yang terafiliasi Sinarmas itu mengirim sampai ke Baubau. "Jadi saya minta tolong sama mereka di sebelah itu (PT STAR) saya perintahkan untuk keluarkan truk tangki sekarang juga untuk jual di Pasar Terong," kata dia.
Lutfi yakin betul pasokan migor di Sulsel bakal stabil. Hal itu dikarenakan migor kemasan sederhana dan kemasan modern sudah dikirim, setidaknya 300 ton untuk Kota Makassar. Dengan begitu, migor curah bisa dijual Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14.000 per liter.
Lutfi kembali menegaskan, Kemendag tak segan menindak tegas para penimbun migor. "Jadi itu HET yang diikuti seluruh pedagang dan distributor di Kota Makassar ini untuk menyuplai Sulawesi," pungkas dia.
Kantor Staf Presiden menyatakan, ketersediaan minyak goreng, ada kekosongan di sejumlah mini market di Indonesia. Sebab banyak warga yang membeli berlebihan. Tenaga Ahli UtamaEdy Priyono mengimbau masyarakat tak membeli minyak goreng secara berlebihan.
"Untuk konsumen, kami berharap tidak melakukan pembelian secara berlebihan. Beli seperlunya saja,” kata Edy, Kamis (17/2). Dia mengatakan, pemerintah terus bekerjasama dengan produsen untuk menjamin ketersediaan minyak goreng di pasaran.
Menurut Edy, pemerintah telah mengambil kebijakan dari hulu hingga hilir untuk mengatasi masalah kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng. Dia menyampaikan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga minyak goreng di level harga yang terjangkau. Salah satunya adalah dengan apa yang dikerjakan Kementerian Perdagangan.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Kemendag Bakal Membawa ke Ranah Hukum Para Penimbun Minyak Goreng"