Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah harga bahan pokok dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan, kini harga daging sapi ikut naik hingga Rp 145 ribu per kilogram (kg).
Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan kenaikan harga daging sapi di pasar.
"Pertama karena kenaikan biaya logistik penyimpanan daging sapi beku," ucap Amin saat dihubungi, Kamis (24/2/2022).
Dia mengatakan, menurunnya permintaan daging selama pandemi Covid-19 berdampak pada menumpuknya stok daging impor atau daging beku, terutama daging khusus, sehingga membutuhkan gudang penyimpanan (cold storage) dalam jumlah banyak.
Baca juga: Harga Daging Sapi Tembus Rp 140 Ribu per Kilogram, Pedagang Bakal Mogok Jualan Lima Hari
"Diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial dan juga merosotnya daya beli masyarakat menyebabkan penurunan permintaan daging sapi," ucap politikus PKS itu
Merujuk pada penjelasan Asosiasi Importir Daging, Amin menyebut, perubahan sistem integrasi seluruh layanan bea cukai ikut menaikkan biaya logistik penyimpanan karena proses di bea cukai menjadi lebih lama, dari yang biasanya hanya 2 hari sampai 3 hari menjadi 12 hari.
Baca juga: Pedagang Daging di Jabodetabek Mogok Jualan 5 Hari, Mulai 28 Februari 2022
Hal tersebut, membuat biaya penyimpanan ikut terkerak dari sekitar Rp12 juta, melonjak hingga menembus Rp100 juta.
Faktor kedua, Amin melihat adanya kenaikan harga daging sapi di pasar internasional karena terganggunya sistem produksi global selama pandemi.
"Akibatnya harga daging sapi impor pun mengalami kenaikan," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Amin meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi segera mengatasi lonjakan biaya logistik penyimpanan daging impor.
"Manajemen logistik penyimpanan dengan berkolaborasi antar departemen dan stake holder, agar bisa menyediakan tempat penyimpanan dan menekan biaya," paparnya.
Baca juga: Pedagang Minta Pemerintah Gerak Cepat Atasi Kenaikan Harga Daging Sapi
Kementerian Perdagangan juga harus melakukan pembenahan tata niaga daging sapi lokal dengan memperpendek rantai pasok agar efisiensi untuk menekan harga tanpa merugikan peternak.
Termasuk, turut membehani sistem logistik pengangkutan atau distribusi bahan pangan guna menekan harga di tingkat konsumen.
"Hasil penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menunjukkan, rantai distribusi daging sapi lokal harus melewati tujuh hingga sembilan tahapan sebelum sampai di tangan konsumen, sehingga membuat biaya distribusi sangat tinggi," tuturnya.
"Idealnya sistem rantai pasok sejak dari peternak hingga ke tangan konsumen tidak lebih dari 3 tahapan sampai 4 tahapan saja," sambung Amin.