News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga, Suplai, dan Permintaan Properti Diperkirakan Meningkat Lagi pada 2022

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi properti.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2021 yang telah berlalu menjadi pijakan bagi para pelaku industri properti, khususnya hunian, untuk memasuki tahun 2022 dengan semangat yang lebih optimistis.

Kondisi industri properti pada 2021 terasa jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini tak lepas dari langkah-langkah tepat yang diambil oleh Pemerintah.

Marine Novita, Country Manager Rumah.com menjelaskan berbagai stimulus Pemerintah untuk industri properti mampu membuat konsumen lebih percaya diri mengambil keputusan untuk membeli properti.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022 menunjukkan adanya kenaikan baik secara kuartalan maupun tahunan dari sisi harga di sepanjang 2021, meski tren itu menunjukkan perlambatan pada kuartal keempat 2021.

Baca juga: 15 Juta Orang Tinggal di Hunian Tak Layak, Menko Airlangga Ingin Sektor Properti Digenjot

"Perlambatan tersebut masih terlihat normal, sesuai siklus tahunan dimana para penyedia suplai mengantisipasi aktivitas konsumen yang lebih banyak memfokuskan pengeluarannya untuk liburan maupun belanja barang konsumsi," jelas Marine dalam analisisnya, Sabtu (26/2/2022).

Sesuai siklus tahunan pula, Marine mengatakan bahwa Rumah.com memperkirakan tren harga, suplai, maupun permintaan akan kembali meningkat memasuki 2022.

"Namun semuanya bergantung pada kesigapan Pemerintah mengantisipasi munculnya varian Omicron," jelas Marine.

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022, indeks harga properti di Indonesia stabil setelah tumbuh signifikan pada Q2 2021 sebesar 2,29 persen (quarter-to-quarter) dan Q3 2021 sebesar 1,79 persen (quarter-to-quarter).

Situasi ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan harga rumah tapak dan apartemen pada Q4 2021.

Sementara itu, indeks suplai properti turun sebesar 2,15 persen secara kuartalan.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year) pada Q4 2021 mencapai 5 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Seiring kenaikan tersebut, data permintaan properti di Rumah.com pada kuartal yang sama juga menunjukkan kenaikan sebesar 4,7 persen (quarter-to-quarter) dan 5,5 persen (year-on-year).

Baca juga: Komitmen Penyerahan Unit Tepat Waktu Jadi Daya Pikat Konsumen Beli Produk Properti  

Pasar properti biasanya mengalami penurunan permintaan pada kuartal genap karena pengeluaran masyarakat cenderung membengkak untuk belanja dan liburan.

Permintaan yang justru meningkat pada kuartal keempat ini menjadi indikasi yang baik bagi pasar properti nasional.

Marine menuturkan bahwa data lain yang bisa membuat industri properti lebih optimistis di 2022 adalah permintaan properti yang didominasi oleh kelas menengah atas.

Ini artinya, semakin banyak orang yang lebih berani untuk mengeluarkan uangnya untuk aset-aset besar seperti properti.

"Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan sebanyak 52 persen pencarian properti hunian merupakan pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Persentase ini konstan sepanjang 2021, berbeda dengan tahun sebelumnya yang didominasi harga di bawah Rp 1 miliar," jelas Marine.

"Kepercayaan diri pada pasar menengah ke atas ini juga menjadi indikasi makin pulihnya situasi pasar properti nasional dan ekonomi nasional pada umumnya," kata Marine menambahkan.

Optimisme industri properti juga didorong dengan adanya perpanjangan berbagai stimulus Pemerintah.

Perpanjangan pemberlakuan stimulus Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen hingga akhir Desember 2022 memberikan harapan untuk penjualan properti di 2022.

Sementara itu suku bunga kredit pemilikan hunian sedang mengalami penurunan.

Di saat suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) bertahan di angka 3,5 persen per Desember 2021, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) turun 6 bps ke 8,05 persen dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) turun 6 bps ke 7,94 persen.

Bagi konsumen, tahun ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir untuk mendapatkan hunian dengan harga terbaik.

Tren harga dan suplai sejak tahun 2020 mengindikasikan optimisme penjual dan penyedia suplai untuk kembali menaikkan harga, setelah sebelumnya menahan pada margin terendah.

Baca juga: Modal Utama Bisnis Properti Bukan Uang, Melainkan Nama Baik dan Reputasi

Kesempatan untuk mendapatkan hunian dengan harga terbaik juga bisa didapatkan melalui pameran properti virtual bertajuk BTN Anniversary Virtual Property Expo yang diselenggarakan oleh Bank BTN dalam rangka merayakan ulang tahunnya ke-72.

Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia kembali ditunjuk oleh Bank BTN sebagai penyedia teknologi untuk pameran properti virtual ini.

Marine menyambut gembira keberlanjutan kerjasama dengan Bank BTN dimana Rumah.com akan menghadirkan teknologi seperti tur virtual, penggabungan 2D dan 3D, sehingga memudahkan pencari rumah memilih hunian melalui pameran virtual seperti halnya datang langsung ke pameran properti dengan mengakses melalui https://btnpropertiexpo.com/.

Pameran BTN Anniversary Virtual Property Expo yang akan berlangsung dari 22 Februari hingga 31 Maret 2022 ini didukung oleh 72 mitra pengembang Bank BTN dengan menghadirkan 172 proyek terbaik khusus bagi pencari properti.

Marine menyimpulkan berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2022, indeks menunjukkan harga properti stabil dan terjadi penurunan pada suplai properti.

Meski demikian, permintaan meningkat. Langkah menahan kenaikan harga dan pasokan merupakan langkah antisipasi para penyedia suplai atau penjual terhadap siklus pasar properti tahunan.

"Dengan situasi ekonomi nasional yang terlihat semakin stabil, permintaan akan properti bisa kembali naik pada kuartal mendatang karena stimulus Pemerintah terkait potongan pajak pertambahan nilai (PPN) dan DP nol persen masih berlaku. Pasar properti tetap berada dalam kondisi buyer’s market yang memanjakan konsumen meskipun keuntungan yang didapat tidak sebesar pada kuartal sebelumnya," pungkas Marine.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini