Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri asuransi nasional perlu membangun dan mengembangkan pola literasi keuangan sesuai dengan jalur pemasaran yang berkualitas dan sesuai target pasar untuk menjangkau masyarakat lebih luas.
Pengamat asuransi yang juga Chairman Financial Planning Standards Boards Indonesia (FPSBI) Tri Djoko Santoso mengatakan bahwa perusahaan asuransi di Indonesia sudah melakukan upaya literasi keuangan dan asuransi sejak 10 tahun lalu, baik melalui perguruan tinggi dan terjun ke masyarakat secara langsung.
Hanya saja, katanya hasil diperoleh dari upaya melalukan literasi itu belum sebanding dengan upaya yang telah dilakukan selama ini.
“Tingkat literasi asuransi dan penetrasi asuransinya rendah sedangkan tingkat inklusi dan tingkat pengaduan dan keluhan nasabah di OJK terlalu tinggi,” ujarnya, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: AAJI Sarankan Nasabah Unit Link yang Bersengketa Diselesaikan di LAPS SJK
Dia mengatakan, tantangan perusahaan asuransi saat ini adalah membangun literasi keuangan sesuai jalur jalur pemasaran, baik itu melalui agen asuransi, perbankan, platform digital yang memiliki segmen pasar untuk menjangkau pasar secara lebih luas.
Dia mencontohkan model pemasaran yang kemungkinan bakal dikembangkan oleh PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life.
Baca juga: Penyakit Kritis Makin Banyak Menyerang Kaum Muda, Proteksi Asuransi Makin Dibutuhkan
Sebagai entitas anyar di bisnis asuransi jiwa, IFG Life kemungkinan besar akan fokus pada pasar captive mereka yaitu BUMN dalam jangka pendek dan menengah.
“Ini cara paling masuk akal menggarap dulu pasar sesama BUMN sembari membangun citra terbaik agar di masa depan bisa bersaing di pasar bebas yang penuh kompetisi,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto. Menurut Toto, potensi captive market IFG Life dari sinergi BUMN dan jaringan kementerian/lembaga cukup besar.
Jika upaya menggarap pasar dengan melakukan sinergi antar-BUMN dan jaringan kementerian/lembaga berhasil, hal itu dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap bisnis asuransi ke depan.
Baca juga: Ketahui 6 Hal Penting Sebelum Membeli Asuransi Jiwa
Komitmen pemerintah dalam mendukung bisnis IFG Life juga sangat serius terlihat dari penyertaan modal negara (PMN) dan dukungan bank-bank pelat merah dalam mendukung permodalan perusahaan itu.
Dengan dukungan modal yang kuat terhadap IFG Life, kinerja perusahaan diharapkan makin baik sehingga dapat menggarap pasar-pasar baru yang lebih luas seperti di asuransi jiwa, kesehatan, dan pengelolaan dana pensiun.
Dukungan ini juga memberikan IFG Life peluang untuk tampil sebagai pemain utama di industri asuransi jiwa.
Baca juga: BRINS Tawarkan Asuransi Buat Pengendara Motor, Apa Saja yang Bisa Diklaim?
Di sisi lain, IFG Life dengan branding baru sebagai perusahaan asuransi jiwa yang mengedepankan aspek kehati-hatian, kata Toto, dapat mengambil inisiatif edukasi publik soal berasuransi.
“IFG Life bisa mengedepankan pengalaman yang sudah terjadi di Jiwasraya sebagai bahan edukasi supaya masyarakat lebih berhati-hati dalam pengembalian keputusan terkait pemilihan produk dan jenis asuransi jiwa,” katanya.
Sebelumnya, IFG Life mengklaim akan membawa sejumlah fondasi yang dapat membawa pembaruan dalam tata kelola industri asuransi jiwa ke depan, dengan mengedepankan teknologi dan platform digital.
IFG Life juga menggaungkan komitmennya untuk mengaplikasikan Good Corporate Governance (GCG).