News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Semangat Inovasi

Lewat Marketplace, Pendapatan UMKM asal Medan Ini Meningkat Hingga 350% di Masa Pandemi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Biji Kopi Lokal dari Coffeenatics.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah industri bisnis yang kian berkembang, UMKM lokal dari berbagai daerah terus menunjukkan semangat untuk bangkit dan tumbuh agar tak kalah bersaing dengan UMKM-UMKM di Ibu Kota.

Tak jarang, UMKM lokal hadir dengan inovasi yang unik serta misi untuk membawa perubahan yang tidak hanya berdampak bagi keberlangsungan bisnis dan industri UMKM, namun juga bagi lingkungan sekitar.

Hal tersebutlah yang dapat ditemui di Coffeenatics, sebuah UMKM asal Medan yang menghadirkan produk specialty coffee.

Kembangkan apresiasi terhadap kopi berkualitas lewat UMKM

Bersama rekannya Norita Chai, Harris Hartanto Tan membuka kafe Coffeenatics di Medan yang menghadirkan specialty coffee pada tahun 2015. (ISTIMEWA)

Coffeenatics dibangun oleh Harris Hartanto Tan bersama rekannya Norita Chai pada tahun 2015. Berangkat dari keinginan untuk memperkenalkan berbagai jenis biji kopi lokal, keduanya terinspirasi dari coffee culture atau budaya kopi yang ditemui di Melbourne, Australia.

Menurut mereka, meski Australia bukanlah negara penghasil kopi, tetapi hal-hal yang berhubungan dengan kopi sangat diapresiasi di sana.

Mereka pun teringat bahwa Indonesia adalah negara penghasil kopi dengan budaya ngopi yang sangat kuat, namun masih jarang terlihat pihak yang mengembangkan apresiasi terhadap kopi yang lebih berkualitas, atau specialty coffee.

Dari situlah, keduanya kembali ke Medan dengan misi membangun apresiasi terhadap kopi berkualitas layaknya yang mereka lihat dan rasakan di Australia lewat kafe dengan produk specialty coffee, yaitu Coffeenatics.

Diminati sampai ke luar negeri

Setiap UMKM berkembang lewat perjalanan yang berbeda-beda. Menurut Harris, awal perkembangan usaha Coffeenatics disertai dengan pengadaan serta partisipasi dalam event-event offline seperti Jakarta Coffee Week, Ubud Food Festival (UFF), Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), hingga menjadi sponsor event TEDxUbud.

Dalam rangka memperluas jangkauan konsumen, Coffeenatics juga menghadiri event di luar Indonesia seperti Melbourne International Coffee Expo (MICE).

Partisipasi dalam event-event tersebut sukses menggaet banyak orang untuk mencicipi produk-produk kopi andalan dari Coffeenatics. Bahkan, para peminat produk Coffeenatics tidak hanya berasal dari Medan, namun dari kota-kota lain di Indonesia hingga luar negeri.

Dengan kopi sebagai produk unggulan, Harris menyebut bahwa masing-masing konsumen pastinya memiliki preferensi sendiri. Namun belakangan ini, produk Coffee Capsule atau Kopi Kapsul dari Coffeenatics makin banyak diminati oleh para pelanggan dari luar pulau, khususnya Jabodetabek.

Coffee Capsule atau Kopi Kapsul, produk andalan dari Coffeenatics. (instagram.com/TheCoffeenatics)

Tidak kalah, produk-produk lain seperti Kopi Drip Sachet atau Single-Serve Pourover Coffee yang akrab disebut SSP, atau Biji Kopi Specialty Arabica juga menjadi produk favorit di kalangan konsumen pribadi.

Minat yang tinggi terhadap produk-produk Coffeenatics tersebut tentunya tidak terlepas dari produk specialty coffee berkualitas yang dihadirkan. Kini, Coffeenatics pun juga sukses menarik minat sesama pengusaha kopi lewat produk-produknya.

“Kami juga dengan bangga mengucapkan bahwa semua produk yang kami jual sudah melalui proses kurasi dan juga adalah produk yang kami pakai sendiri. Sehingga tidak hanya digemari oleh konsumen pribadi, namun beberapa produk juga populer untuk pelanggan pengusaha, seperti sirup, susu alternatif, dan juga peralatan kopi yang bisa membantu mengembangkan usaha dan meningkat efisiensi,” sebut Harris.

Di tengah industri bisnis kopi yang begitu kompetitif, Coffeenatics terus berkembang, dan tak melihat pengusaha lainnya sebagai lawan bisnis mereka. Harris dan Norita percaya bahwa setiap pengusaha kopi mempunyai misi yang serupa, yaitu untuk mengharumkan budaya ngopi ke masyarakat yang luas.

Menjaga performa tim pun menjadi sesuatu yang selalu dipastikan oleh Coffeenatics agar mereka selalu bisa menghasilkan sesuatu yang baru dan segar, sehingga UMKM yang terkenal dengan specialty coffee ini dapat bertahan, terus berkembang, dan secara tidak langsung terus bersaing.

Lestarikan fauna lewat secangkir kopi

Selain menghadirkan produk kopi berkualitas, Coffeenatics sebagai bisnis lokal juga memiliki misi sosial dalam pelestarian fauna.

Lewat kopi-kopi yang disajikan, Coffeenatics melakukan berbagai usaha dalam mendorong tumbuh kembang petani kopi lokal melalui program adopsi ladang yang telah dilaksanakan di beberapa wilayah, termasuk Aceh, Simalungun, Karo hingga Kintamani di Bali. Bahkan, Coffeenatics turut mendukung pelestarian habitat primata owa hitam atau siamang melalui penjualan kopi ‘Siamang Forest’.

Dari berbagai misi sosial yang telah dilakukan Coffeenatics, salah satu yang hal paling berkesan bagi Harris dan Norita adalah melihat perkembangan panen kopi dari ladang kopi paling pertama yang mereka adopsi di tahun 2019, yaitu Ladang Pele, di Huta Raja, Simalungun, Sumatera Utara.

Menurut mereka, aktivitas panen kopi di Ladang Pele kini telah berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas. Mereka juga juga melihat dampak positif yang dihadirkan Ladang Pele terhadap lingkungan sekitar, seperti pembagian peralatan kebutuhan pertanian bagi warga desa sekitar.

“Harapannya kami bisa mendorong para petani kopi lokal menjadi makin sejahtera agar bisa terus berkembang di negeri sendiri. Kami mengajak lebih banyak masyarakat untuk berani berbisnis, sekaligus menjadi penyedia kopi berkualitas yang dapat mengharumkan nama Indonesia,” ujar Harris.

Pandemi sebagai kesempatan untuk berinovasi

Setiap pelaku UMKM juga pernah mengalami tantangan yang berbeda-beda dalam rangka mempertahankan usahanya. Perjalanan Coffeenatics pun tak luput dari tantangan tersebut.

Tak berbeda dengan kebanyakan pelaku UMKM lain, pandemi menjadi tantangan terbesar bagi Harris dan Norita dalam mempertahankan usaha mereka.

“Pandemi menciptakan suatu ketidakpastian yang sangat besar, baik  itu dalam perkembangan kebijakan pemerintah, arah bisnis, perilaku konsumen, ketersediaan bahan baku untuk menjalankan usaha, dan masih banyak lagi,” ujar Harris.

“Selain tidak mendapatkan pelanggan selama pandemi yang mengakibatkan tim-tim di Coffeenatics tidak bisa produktif, kami juga tidak menebak dengan pasti ketika kita ingin menganalisis secara sesuai, sehingga sangat sulit saat akan menentukan inovasi maupun promosi produk,” lanjutnya.

Untuk melewati tantangan yang dihadirkan pandemi, Harris menyebut bahwa langkah awal yang mereka lakukan adalah memprioritaskan para anggota tim atau internal Coffeenatics.

Dengan kondisi pandemi yang dipenuhi ketidakpastian, keduanya benar-benar memperhatikan stabilitas tim dalam bekerja serta memantau stabilitas penghasilan tim.

“Di sini dengan bangga kami ucapkan bahwa kami tidak melakukan pengurangan karyawan seorangpun dengan alasan menurunkan pengeluaran selama pandemi berlangsung. Pandemi juga memberi kita masa untuk evaluasi diri. Jadi, kami banyak menggunakan waktu untuk fokus pada pelatihan sistem untuk karyawan serta inovasi,” jelasnya.

Walaupun dampak ketidakpastian dari pandemi tetap ada hingga sekarang, mereka menyebut bahwa situasi ini juga telah memberikan kesempatan untuk benar-benar menggunakan kapasitas berpikir dan mendorong mereka sebagai pelaku UMKM untuk terus berinovasi.

Gencarkan penjualan online lewat Tokopedia

Dengan inovasi produk-produk specialty coffee yang sukses menarik minat masyarakat, makin banyak penggemar produk Coffeenatics dari luar kota hingga luar negeri yang menginginkan agar produk dari UMKM ini bisa dibeli secara online.

Dari situlah, Harris dan Norita terdorong untuk membuka toko online di Tokopedia dengan harapan setidaknya teman-teman Coffeenatics di luar Medan maupun luar pulau Sumatera bisa melepas rindu dan menikmati kopi dari Coffeenatics di kenyamanan rumah masing-masing.

Lewat Tokopedia jugalah, keduanya mendapatkan pengalaman menarik yang begitu berharga bagi pengembangan usaha mereka.

Sejak fokus berjualan secara online dan mengikuti kampanye-kampanye yang diadakan oleh Tokopedia, perlahan-lahan pendapatan Coffeenatics mulai meningkat hingga hampir 3x lipat. Hal tersebut khususnya dirasakan setelah Coffeenatics mengikuti salah satu program turunan inisiatif hyperlocal dari Tokopedia, yaitu kampanye Waktu Indonesia Belanja (WIB).

Halaman Tokopedia Coffeenatics. (tokopedia.com/thecoffeenatics)

Sebagai program yang dihadirkan Tokopedia untuk mendekatkan pembeli dengan penjual terdekat, UMKM lokal di berbagai daerah seperti Coffeenatics memiliki kesempatan yang sama untuk terus bangkit dan bertumbuh dengan UMKM-UMKM yang terdapat di ibu kota lewat inisiatif Hyperlocal.

“Menurut kami ini adalah salah satu pengalaman menarik karena program turunan inisiatif Hyperlocal tidak hanya mendorong peningkatan jumlah transaksi. Semua kampanye yang kami ikuti itu memengaruhi dan meningkatkan jumlah masyarakat yang melihat produk kami secara pesat, sehingga otomatis akan berpotensi menjangkau konsumen baru. Jadi sangat menarik ketika kita melihat data-datanya pada dashboard Tokopedia Seller kami,” ujar Harris.

Selain WIB, beberapa kampanye dari Tokopedia yang pernah diikuti oleh Coffeenatics antara lain adalah Kumpulan Toko Pilihan (KTP), #SatuDalamKopi, Tokopedia Nyam, dan event offline yang di-online-kan Tokopedia, yaitu Jakarta Coffee Week.

“Berbagai flash sale di Tokopedia juga rajin kami ikuti. Bahkan kami pernah sampai kehabisan stok barang. Lagi-lagi, sebuah pengalaman menarik karena biasanya tulisan stok habis hanya bisa kita lihat di toko ataupun usaha orang, dan berkat Tokopedia, kami juga bisa meraih pencapaian tersebut!,” tutur Harris semangat.

Ia melanjutkan bahwa berbagai promosi online yang dilakukan oleh Coffeenatics bersama Tokopedia telah memberi pengaruh kepada pemasukan bulanan Coffeenatics. Secara keseluruhan, ia memantau bahwa terdapat peningkatan rata-rata sebesar 30% dari omzet total bulanan Coffeenatics.

Lebih lanjut, Coffeenatics mencatat bulan Oktober sebagai masa-masa penjualan tertinggi setiap tahunnya. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya perayaan Hari Kopi Sedunia.  Bahkan di bulan Oktober 2020, Coffeenatics mencapai peningkatan transaksi yang drastis hingga 10 kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya di tahun 2020.

Penjualan online lewat Tokopedia ini juga sangat membantu Coffeenatics dalam beradaptasi, terutama selama awal pandemi. Dalam satu tahun pandemi, yaitu dari tahun 2020 ke 2021, Coffeenatics berhasil meraih kenaikan penjualan sebanyak 350%.

“Tokopedia sangat membantu kami dalam beradaptasi terutama selama awal pandemi. Sepanjang 2021, peningkatan transaksi Coffeenatics mencapai 350% dibandingkan tahun 2020. Jangkauan kami pun makin luas bahkan bisa sampai Papua,” kata Harris.

Ingin terus pererat budaya kopi Indonesia

Norita Chai dan Harris Hartanto Tan berharap untuk terus mempererat budaya kopi Indonesia. (ISTIMEWA)

Ketika ditanya rencana dan harapan bagi Coffeenatics untuk ke depannya, Harris dan Norita menyebut bahwa harapan mereka tak terlepas dari misi untuk mempererat budaya kopi Indonesia. Karenanya, keduanya berharap ke depan Coffeenatics dapat lebih berkembang, agar penggemar kopi di Indonesia pun bisa lebih banyak.

“Dengan makin banyaknya penggemar kopi di Indonesia, akan makin banyak orang yang ingin menjadi pengusaha kopi yang bisa kami bantu dan layani. Kami juga ingin Coffeenatics memiliki lebih banyak titik distribusi di Indonesia agar masyarakat di berbagai wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dapat mudah mendapatkan produk kami,” ungkap Harris.

Keduanya pun berharap agar perkembangan teknologi dapat mempermudah para pelaku UMKM lainnya di tengah pandemi. Bagi yang ingin memulai usaha, baik di bidang kopi ataupun bidang lain, mereka berpesan untuk jangan ragu memulai dan jangan takut dengan kemajuan teknologi.

“Teknologi bisa membantu kita sebagai pengusaha dalam mengembangkan usaha kita, baik itu dalam hal penghasilan maupun dalam bentuk efisiensi kerja. Contohnya jika kita kaitkan dalam bidang kopi seperti penggunaan timbangan respon cepat atau penggunaan mesin tamper agar hasil kopi konsisten,” tutup Harris.

Terakhir, mereka juga berharap agar kondisi pandemi ini dapat segera berlalu, sehingga seluruh pelaku usaha dapat dapat kembali berkarya dan mendorong bangkitnya kreativitas ekonomi di Indonesia.

Penulis:  Anniza Kemala | Editor: Firda Fitri Yanda

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini