"Kalau pagi ada, tapi karena sedikit belinya jadi rebutan dan langsung habis," kata seorang warga bernama Linda.
Di Samarinda
Sementara di Samarinda, Kalimantan Timus, sejak dua bulan terakhir, kelangkaan minyak goreng telah dirasakan para agen hingga pengecer di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Bahkan, dari pantaun TribunKaltim.co, di Pasar Tradisional Segiri Samarinda, nampak tidak satupun lapak pedagang yang menjual minyak goreng kemasan isi ulang 1 ataupun 2 liter.
Hanya tersedia kemasan curah yang diecer dalam kemasan botol air mineral bekas dengan harga Rp 20 ribu per botol ukuran 1500 mililiter.
Nur (33) salah seorang pemilik sembako di pasar tersebut mengatakan bahwa angka permintaan akan minyak goreng sangat tinggi namun berbanding terbalik dengan keadaan stok yang tidak ada.
Ia menerangkan, biasanya mereka mengorder minyak goreng setiap 3 kali dalam seminggu.
Namun dengan situasi kelangakaan saat ini, meski sudah mengorder setiap hari, namun tidak ada yang datang.
"Jadi ini yang dijual dari kemasan 18 liter kami ecer pakai botol air mineral 1,5 liter ini," jelasnya kepada Tribun Kaltim.
Kelangkaan ini dibenarkan oleh Kepala UPTD Pasar Segiri Samarinda Fathan Malik Ibrahim yang mengatakan bahwa semenjak resmi menjabat, dirinya sudah menjumpai kekosongan pada lemari atau rak minyak goreng para agen.
Baca juga: Ikappi Beri Rapor Merah Buat Mendag, Dianggap Tak Mampu Turunkan Harga Minyak Goreng
Meski demikian, terkait harga, pihaknya mengaku para pedagang tetap mengikuti harga yang dianjurkan Pemerintah Kota.
"Dari pantauan kami kalau ada stok, pengecer masih menjual dengan harga Rp 14 ribu per liternya," urainya.
"Kelangkaan minyak goreng ini menunggu dari supplier juga. Kalau dari sanaasih kosong, kita hanya bisa menunggu," pungkasnya.
Di Karawang