Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Instagram Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.
Peristiwa tersebut diungkapkan Menparekraf, Sandiaga Uno menjadi bukti rentannya sistem pertahanan siber Indonesia. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk pihak Instagram dan Meta atau Facebook.
Baca juga: Hacker Beraksi, Sistem Internet Kementerian Ekonomi Rusia Diretas Selama Satu Jam
"Ini sesuai dengan apa yang sudah saya sampaikan sekitar setahun terakhir bahwa dalam sektor digitalisasi kita ini ada tiga yang kita betul-betul perlu memberikan fokus yang lebih besar lagi," ujar Sandiaga, dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).
Hal tersebut antara lain mengenai cyber security atau keamanan siber. Kedua adalah payments atau pembayaran dan ketiga adalah mengenai fintech atau investasi dan pembiayaan melalui technology platform.
Ketiga hal tersebut ditegaskan Sandiaga Uno harus segera disolusikan. Mengingat, besarnya pembobolan aktivitas siber menimbulkan biaya yang sangat besar.
Baca juga: Samsung Diretas, 190 GB Data Kode Sumber Perangkat Galaxy Bocor
Seperti diketahui, akun instagram Kemenparekraf diikuti lebih dari 800.000 orang. Sehingga, masyarakat akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai sejumlah kebijakan terkini.
"Bayangkan saja kalau ada sepasang suami istri atau keluarga yang ingin berlibur dan sedang ingin mengecek kebijakan terakhir mengenai penghapusan keharusan tes antigen untuk pelaku perjalanan dalam negeri," kata Sandiaga.
"Dan dia tidak mendapatkan informasinya karena Instagram Kemenparekraf sedang diretas," jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya kembali menekankan kepada jajarannya untuk memastikan kehandalan dari pertahanan siber. Sebab, hal tersebut tentunya juga membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi pelaku-pelaku Teknik Informatika (TI) di Indonesia.
"Jadi saya selalu menyerukan 'No Buzzer, But Create Anti Hacker'. Jadi bagaimana talenta-talenta kita yang hebat-hebat memiliki kemampuan serta keahlian di bidang cyber security, sehingga tidak terulang lagi," ucap Sandiaga.
"Apalagi dari eskalasi di Rusia dan Ukraina, tentunya kebijakan kita agar kita terlindungi dari potensi-potensi gangguan siber ke depan bisa kita hindari dan kita mitigasi," jelasnya.