TRIBUNNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik meski minyak mentah dunia terus melonjak.
Kini, harga minyak dunia tembus 130 dolar per barel akibat konflik Rusia-Ukraina.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman menjelaskan, harga Pertalite tetap Rp 7.650 per liter.
Hal tersebut, dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.
Selain itu, juga mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional.
Baca juga: Bank Dunia: Tingginya Harga Minyak Bisa Redam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, sehingga meski harga minyak dunia menembus US$ 130 per barel."
"Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter,” kata Fajriyah dalam keterangan tertulis yang dikutip Tribunnews.com, Kamis (10/3/2022).
Lebih lanjut, Usman mengatakan, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir.
Saat ini, porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 50% dari total konsumsi BBM nasional.
Sehingga, Pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga.
Menurut Usman, Pertamina terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menjelaskan risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina.
Di mana hal tersebut, dapat mempengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik itu minyak mentah, batu bara, hingga gas.
“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata Isa di Jakarta, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Pedagang Pasar Minta Pemerintah Intervensi Distributor Nakal yang Menimbun Minyak Goreng