Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham produsen pesawat Boeing Co (BA) di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange/NYSE) pada perdagangan semalam ditutup merosot 6,93 poin atau 3,59 persen ke posisi 185,90 dolar AS.
Amblasnya saham Boeing menyusul jatuhnya pesawat 737-800 China Eastern Airlines di pegunungan Cina selatan, Senin (21/3/2022).
Boeing merupakan pengekspor manufaktur terbesar di Amerika Serikat, salah satu kontraktor terbesar pemerintah federal, saham unggulan dan perusahaan besar yang kekayaannya membantu membentuk ekonomi AS.
Baca juga: Saksi Mata Dengar Suara Dentuman Keras Seperti Guntur Saat Pesawat China Eastern Jatuh di Pegununan
Sebelumnya diberitakan, Pejabat Penerbangan China menyatakan Pesawat China Eastern Airlines yang mengangkut 132 orang jatuh di provinsi Guangxi.
Jumlah korban dan mengapa pesawat itu jatuh masih belum diketahui.
Media resmi pemerintah China menyatakan jatuhnya Boeing 737 di kawasan pegunungan itu menyebabkan kebakaran di hutan.
Pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 meninggalkan Kunming sesuai jadwal pada pukul 13:15 waktu setempat (12:15 WIB) dan dalam perjalanan menuju Guangzhou.
Baca juga: Puing-puing Pesawat China Eastern yang Jatuh Sudah Dievakuasi Tapi 132 Penumpangnya Belum Ditemukan
Data penerbangan menunjukkan pesawat itu telah berada di udara selama lebih satu jam.
Pesawat jatuh di dekat kota Wuzhou di daerah Teng.
Guangxi adalah provinsi di China selatan yang berbatasan dengan Guangzhou, kota besar di China tenggara.
Baca juga: Korban Pesawat China Eastern Belum Ditemukan setelah 20 Jam Pencarian, Ahli Cari Petunjuk Kecelakaan
Petugas penyelamat telah dikerahkan ke lokasi jatuhnya pesawat, menurut laporan media resmi CCTV.
Menurut data FlightRadar23, informasi terakhir penerbangan tercatat pada 14:22 waktu setempat, pada ketinggian 3.225 kaki.