Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Kesuksesan industri chip China, telah membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) kepincut untuk kembali mengaktifkan produksi semikonduktor domestik buatannya.
Hal itu bakal diwujudkan dengan meloloskan RUU lama yang sempat terbengkalai.
Disampaikan langsung oleh senat AS pada Senin (28/3/2022), RUU tersebut nantinya akan membantu industri semikonduktor domestik Amerika agar mampu bersaing dengan industri chip global.
Baca juga: Epson Indonesia Terdampak Kelangkaan Chip Semikonduktor
Dimana nantinya pemerintah akan memberikan bantuan berupa hibah dan insentif sebesar 2 miliar dolar AS.
Suntikan dana tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan dan memaksimalkan produksi manufaktur chip AS di tengah menipisnya pasokan global.
“RUU ini adalah langkah penting untuk mengamankan masa depan cerah kecerdasan Amerika, yang selalu membantu kami memimpin," ujar Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer sebelum pemungutan suara.
Melansir dari situs Straits Times, industri chip semikonduktor AS diketahui telah lama meredup.
Bahkan posisi AS dalam industri teknologi 5G, AI (kecerdasan buatan), komputasi kuantum, semikonduktor, bio-engineering sudah tak lagi mampu berada di posisi teratas.
Hal inilah yang kemudian membuat pemerintah AS berinisiatif untuk kembali mengaktifkan undang-undang ini demi memajukan masa depan cerah chip semikonduktor Amerika seperti sediakala.
RUU ini awalnya diperkenalkan Schumer bersama Senator Todd Toung, Republikan dari Indiana pada tahun 2021 lalu.
Baca juga: Intel Berencana Bangun Pabrik Chip Senilai 19 Miliar Dolar AS di Jerman
Namun karena adanya perbedaan pandangan antara DPR dan para pengembang, lantas membuat proyek ini dibiarkan mangkrak.
Nantinya dengan diaktifkannya RUU tersebut, beberapa manufaktur semikonduktor yang berada di AS akan mulai hidupkan kembali, seperti produksi chip di wilayah Arizona, Texas, Ohio dan New York.