Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan smelter nikel, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM).
Kolaborasi ini dalam bentuk membuka Program Pendidikan Setara Diploma Satu (D1) Bidang Pengolahan Logam, sebagai upaya menciptakan SDM Maluku Utara yang terampil dan berdaya saing, khususnya di sektor industri pengolahan logam.
Vice President PT IWIP Kevin HE mengatakan, sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), PT IWIP berkontribusi aktif dalam mendukung program Pendidikan Vokasi lndustri dan Sumber Daya Manusia dalam menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten.
Baca juga: Investasi KIK Naik, Kemenperin Terus Cetak SDM Kompeten
"Sehingga memiliki daya saing yang unggul di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara,” kata Kevin dalam keterangannya, Rabu (30/3/2022).
Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan menjelaskan, pihaknya telah menyelenggarakan dan mengembangkan program Pendidikan Setara Diploma Satu Vokasi lndustri Berbasis Kompetensi.
Pada 2021, sebanyak 981 mahasiswa mengikuti pendidikan tersebut yang tersebar dari 21 kabupaten maupun kota di 11 Provinsi. Sedangkan pada tahun ini, BPSDMI menargetkan sebanyak 1.100 mahasiswa akan mengikuti program ini.
“Salah satunya akan dilaksanakan melalui kerja sama dengan PT IWIP di bidang Pengolahan Logam dengan total peserta 96 mahasiswa yang terbagi dalam tiga program studi, yaitu Pengelasan, Kimia Mineral, dan Teknik Instalasi Listrik,” ucapnya.
Baca juga: Kemenperin Siap Gelar Pertemuan Pertama TIIWG di Solo Minggu Depan
Arus menuturkan, pihaknya menugaskan Politeknik Industri Logam Morowali sebagai mitra PT IWIP, karena politeknik tersebut telah sukses dalam penyediaan SDM industri kompeten di Kawasan Industri Morowali yang memiliki kesamaan dengan Kawasan Industri Weda Bay.
“Kami juga berkomitmen mendukung program vokasi yang link and match antara industri dengan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan sektor industri yang selama ini belum bisa terpenuhi, khususnya untuk sektor pengolahan logam yang sedang didorong untuk dikembangkan di kawasan industri wilayah timur Indonesia,” katanya.