TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berkomentar terkait stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite yang dikabarkan langka di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Erick mengungkapkan stok BBM Pertalite telah mencukupi meski adanya kenaikan harga Pertamax sehingga membuat sejumlah masyarakat berpindah.
“Pemerintah sudah bilang sumbernya cukup. Tidak perlu ribut-ribut,” ujarnya pada Minggu (3/4/2022) dikutip dari Kompas TV.
Selain itu dirinya juga menjelaskan terkiat kategori Pertalite yang masuk BBM hijau.
Baca juga: Harga Pertamax Naik dan Pertalite Langka, Tukang Ojek: Kasihan Kami Rakyat Kecil Ini
Baca juga: Luhut Isyaratkan Harga Pertalite dan Gas Elpiji 3 Kg Bakal Ikut Naik, Bertahap Juli hingga September
BBM jenis tersebut, kata Erick, memang diperuntukan agar lebih meminimalisir penggunaan Premium sehingga dapat mengurangi polusi udara.
“Dan pemerintah hadir bagaimana Premium diganti ke Pertalite. Bagus Premium apa Pertalite? Pertalite.”
“Apalagi Pertalite itu masuk kategori BBM hijau sheingga yang namanya kerusakan udara polusi bisa dikurangi," ungkapnya.
Pernyataan yang sama juga diucapkan oleh Direktur Keuangan Pertamina Persero, Emma Sri Martini juga mengatakan stok Pertalite nasional selama Ramadan hingga Idulfitri aman.
“Bicara stok, ketahanan, dan kesiapan dair kami (Pertamina) sudah memastikan kalau stok tidak ada masalah.”
“Kita yakinkan konsumen bahwa kita bisa menjaga ketersediaan supply apalagi menjelang Ramadan dan persiapan Idulfitri itu dipastikan aman tidak ada masalah,” ujarnya pada Sabtu (2/4/2022) saat melakukan pemantauan di sejumlah SPBU di Kota Makassar.
Baca juga: Harga Pertamax Naik, Warga Bandar Lampung Antre Beli Pertalite
Emma juga mengungkapkan pihaknya juga menjamin telah mengontrol dengan baik terutama ketersediaan stok hingga distribusi ke seluruh SPBU.
Sebelumnya, diberitakan stok Pertalite di sejumlah SPBU dikabarkan langka.
Salah satunya dirasakan oleh seorang ojek pengkolan bernama Muladi (40).
Dikutip dari Tribun Banten, dirinya mengaku sulit mencari BBM jenis Pertalite sekaligus sulit mencari penumpang.
Ia pun menganggap kelangkaan tersebut menyusahkan Muladi karena penghasilan per hari yang dirinya dapatka sejumlah Rp 40 ribu.
Bahkan, ia mengaku terkadan tidak mendapat penumpang sama sekali.
“Seharusnya melihat kemampuan masyarakat kecil, hasil kita hanya 40 ribu per hari, masa iya kita beli Pertamax seharga Rp 12.5— per liter, belum buat makan dan lainnya,” kata Muladi pada Sabtu (2/4/2022).
Selain Muladi, tukang ojek lainnya, Hatam (50) juga menambahkan kenaikan Peramax dan langkanya Pertalite ini merupakan sebagian dari politik.
“Masalahnya, Pertalite tidak ada, nanti suruh beli Pertamax semua, yang namanya orang butuh pasti kita beli saja nantinya,” tuturnya.
Ia juga mengatakan kalau tidak ada ojek berbasis online, tukang ojek pangkalan tidak akan begitu kualahan.
Baca juga: Harga Pertalite di Semua SPBU Dipatok Rp 7.650, Berlaku Mulai 1 April
Mereka berharap semoga pemerintah bisa memperhatikan masyarakat kecil, dengan memberikan bantuan.
Kelangkaan juga dikeluhkan salah satu warga bernama Andi di SPBU Jalan Jombang Raya Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Bahkan, karena kehabisan Pertalite, kata Andi, banyak warga yang emmutuskan untuk membeli Pertamax meski harus mengeluarkan uang lebih banyak.
“Mau ngisi Pertalite karena lagi habis saja saya beralih ke Pertamax,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, sudah berupaya mencari Pertalite di sejumlah SPBU tetapi dikarenakan stok yang tidak ada maka Andi membeli Pertamax.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Banten/Sopian Sauri)(Kompas TV/Nurul Fitriana)
Artikel lain terkait Pertamax Naik