Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri transportasi udara Tanah Air dan global sejak awal 2020 menghadapi tantangan penurunan bisnis yang disebabkan oleh 3 gelombang pandemi.
Sektor ini kini mulai kembali menggeliat seiring dengan dibukanya lagi rute-rute penerbangan dan destinasi pariwisata dengan kenormalan baru seperti pemberlakuan PPLN, Bubble Travel dan pengaplikasian travel certificate.
Pendekatan terakhir dengan normal baru terlihat berhasil dan menunjukkan menurunnya kurva tingkat paparan Covid-19 dan juga kesiapan pemerintah terhadap program vaksin intensif yang dinilai sangat berhasil.
Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Kini Layani 8 Rute Internasional, Jumlah Turis Asing akan Meningkat
Terkait ini, Direktur Bandar Udara Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan Nafhan Syahroni menekankan pentingnya penerapan Airport 4.0 pada bandara-bandara nasional.
Menurutnya, di masa datang pengelola bandara harus bisa berbagi informasi sebagai landasan untuk merumuskan strategi yang tepat untuk bisnis bandar udara yang berkelanjutan.
Nafhan Syahroni menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara di acara diskusi bertajuk Update Airport Digital Transformation & Sustainability yang diselenggarakan virtual oleh Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia (IABI) dan Vela Indonesia secara virtual, Kamis (31/3/2022) lalu.
Dwi Ananda Wicaksana, VP of Airport Maintenance Policy Angkasa pura II mengatakan, perusahaannya serius menjalankan transformasi digital melalui berbagai tahapan untuk menjawab tantangan pandemi.
Sebelumnya, AP II menyandang status sebagai The Best Connected Aiport Operator in the Region dan saat ini telah menjadi Airport Enterprise Leader In the Region.
Dia menjelaskan, perjalanan AP II dalam mengevaluasi dan kontrol dapat dilaksanakan pada masa pandemik dengan melakukan penghematan.
Baca juga: Tiba di Bandara Haneda Tokyo Langsung Tes Saliva Corona, dan Hasil Tes PCR Indonesia Tidak Dilihat
Antara lain pada penerapan kebijakan uang makan, biaya perjalanan dinas, penggunaan listrik, fasilitas perkantoran dan penyelenggaraan diklat.
Dendi T Danianto, Direktur Pengembangan Angkasa Pura I menyatakan perusahaannya juga menjalankan transformasi digital yang terfokus pada protokol kesehatan dengan mengedepankan kenyamanan pengguna bandara.
AplikasidDigital yang terintegrasi dengan ID dan Tiket pengguna, Tes Covid berikut Sertifikat Vaksin hingga Formulir Deklarasi Sehat secara terintegrasi menghasilkan operasional pengelolaan bandara yang aman, efisien, mudah dan bebas stres.
"Semua ini tercapai dengan kolaborasi PeduliLindungi," ujarnya.
Ketua Umum Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia Moch. Ichsan Tatang yang membuka diskusi ini mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan lebih banyak informasi berguna bagi para perusahaan dan peserta yang hadir khususnya dalam pengoperasian bandara, biaya operasional dan penggunaan energi.
Presiden Direktur Airnav Indonesia Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, lembaganya memanfaatkan digitalisasi dan Internet of Thing di ANSP dan bandara-bandara di Indonesia.
Baca juga: Bandara Nusawiru Pangandaran Akan Dipacu untuk Dongkrak Wisata dan Perikanan
Lembaganya mengoptimalkan informasi yang dibutuhkan para stakeholder mengenai status bandara, koneksi, navigasi udara, maskapai penerbangan, hotel, pariwisata dan masyarakat yang keseluruhannya berasal dari big data.
Menjawab beberapa tantangan kebandaraan (juga fokus dari Airport International Council) di Indonesia dan Dunia,
Estelle Barré, Direktur Pengembangan Bisnis dan Strategi Transportasi Schneider Electric di acara diskusi ini menyatakan perusahaannya dapat memberikan solusi bagi bandara-bandara Indonesia agar benar-benar dapat mencapai target netral karbon melalui pengurangan karbon emisi.
Baca juga: Antisipasi Mudik Lebaran, Terminal I Bandara Soekarno Hatta Kembali Layani Penumpang Pesawat
Perusahaannya dapat membantu membuat bangunan terminal lebih hemat energi berkat digitalisasi; menghidupkan kendaraan dan peralatan pendukung darat dengan listrik, mengintegrasikan energi terbarukan di lokasi dan mengelola energi terdistribusi untuk mendorong pencapaian sustainability dan pengurangan biaya operasional.
Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Bandar Udara Indonesia Salahudin Rafi menekankan perlunya kolaborasi semua pihak dalam upaya memitigasi resiko yang timbul saat pandemi khussusnya krisis ketenagakerjaan.
Menurut Steve Tamaela, Managing Director Vela Indonesia diskusi dengan format focus group discussion (FGD) seperti ini akan rutin diselenggarakan demi mendukung industri Kebandarudaraan di Indonesia menuju transformasi digital.