Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Blue Bird Tbk (BIRD) memulai bisnisnya pada 1972 dan kini memasuki usia 50 tahun, dari awalnya hanya memiliki 25 unit kendaraan taksi Holden Torana hingga memiliki puluhan ribu armada.
Presiden Direktur Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono mengatakan, sebelum mendapat izin resmi sebagai perusahaan taksi, Bluebird beroperasi sebagai kendaraan taksi gelap.
"Sebab, waktu itu belum banyak izin dikeluarkan. Kita mulai di Menteng, HOS Cokroaminoto, itu cikal bakal Bluebird, hingga sekarang kita punya 24 ribu kendaraan dan 20 ribu driver," ujarnya di acara Chief Editor Gathering di kawasa Sudirman, Senin (11/4/2022).
Dia bercerita, perusahaan sudah terbiasa dengan inovasi dan menjadi perusahaan taksi pertama yang memakai argometer sejak 1972 hingga 1980.
"Kalau sekarang pakai digital, waktu itu argometer. Lalu tahun 1970 sampai 1980, fasilitas AC jadi sesuatu yang mewah, itu inovasi yang kita lakukan dengan kendaraan," kata Sigit.
Baca juga: Perluas Pasar, Traveloka dan Bluebird Operasikan Layanan Pemesanan Taksi QuickRide di 16 Kota
Kemudian pada periode 1990 hingga 2007 mulailah era komputerisasi, dari sebelumnya pesan taksi menggunakan kertas bergeser ke penggunaan komputer.
"Di periode itu, kita luncurkan Silver Bird karena ada ajang KTT Non Blok. Kita juga inovasi order pakai radio, ini cukup unik dalam hal teknologi," tutur dia.
Baca juga: Tengok BYD e6 Generasi Kedua yang Diprediksi Jadi Armada Taksi Listrik Terbaru Bluebird
Sigit mengungkapkan, perusahaan mendapatkan tantangan disrupsi digital saat masuk periode 2008 hingga 2015.
"Masuk disrupsi digital, kita diserang dengan platform global sehingga mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi disrupsi industri. Kita kembangkan aplikasi My Blue Bird," pungkasnya.