TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA -- Perang Rusia-Ukraina diperkirakan akan menyebabkan harga keekonomian minyak goreng belum akan turun dalam waktu dekat.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga memprediksi harga tersebut akan bertahan hingga akhir tahun 2022.
“Ini akan sampai dengan akhir tahun (2022) menurut kami ya selama terjadi perang Rusia-Ukraina,” ucap Sahat kepada wartawan, Senin (18/4/2022).
Sahat menerangkan, pangsa pasar minyak sawit di pasar global sebesar 32%. Lalu diikuti soybean oil (25%), rapeseed (17%) dan sun flower oil (8%).
Baca juga: Jaga Ketersediaan, Holding BUMN Pangan Telah Salurkan 27 Juta Liter Minyak Goreng ke Pasar Rakyat
Sementara, Ukraina merupakan produsen utama bahan sunflower oil. Hal ini yang membuat pasar Eropa mencari alternatif pengganti sun flower.
Lebih lanjut menurut Sahat, jika 65% produk sawit dikonsumsi oleh industri dalam negeri maka Indonesia dapat menentukan harga.
Namun jika tidak, maka harga sawit mengikuti fluktuasi harga pasar dunia.
Baca juga: BLT Minyak Goreng Rp300 Ribu Sudah Cair, Cek Nama Penerima dengan Login di cekbansos.kemensos.go.id
Selain itu, mesti adanya dukungan infrastruktur pendukung dan dukungan lainnya di industri sawit. “Selama itu nggak bisa, susah,” ujar Sahat.
Sahat mengatakan, salah satu yang perlu menjadi perhatian adalah biaya distribusi karena terdapat beberapa daerah yang sulit diakses.
Distribusi ke daerah dengan karakteristik tersebut lebih efektif melalui jalur laut.
Sahat mencontohkan, biaya distribusi untuk membawa minyak goreng dari Balikpapan Kalimantan Timur ke Kalimantan Utara adalah Rp 2.000 per liter.
Namun, biaya distribusi dari Surabaya melalui jalur laut adalah Rp 350 per liter karena banyak intensitas kapal yang sering ada ke Kalimantan Utara.
“Disamping tol darat dikembangkan, tol laut harus sudah dikembangkan untuk pendistribusian produk sehari hari,” ucap Sahat.
Baca juga: BLT Minyak Goreng Sudah Cair Bersama dengan Bantuan Sembako, Penerima Dapat Rp 500 Ribu
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, harga keekonomian minyak goreng tersebut diantaranya meliputi biaya produksi, harga CPO dan perbedaan merek/brand minyak goreng kemasan.
Oke menyebut, harga minyak goreng curah per April 2022 mencapai Rp 18.759 per liter. Harga ini naik 50,3% dibanding April 2021 yakni Rp 12.475 per liter.
Lalu, harga minyak goreng kemasan premium per April 2022 adalah Rp 26.170 per liter. Harga ini naik 73,2% dibanding April 2021 yakni Rp 15.103 per liter.
"Peningkatan ini tentu berpengaruh pada daya beli masyarakat," ujar Oke, Rabu (13/4). (Vendy Yhulia Susanto/Tendi Mahadi)