Dedi Mulyadi menyebutkan, mahalnya harga daging sapi karena pemerintah dinilai tidak menegaskan mengenai ketersediaan sapi.
"Harga (daging sapi) melonjak ini harus diatasi. Dengan menegaskan ketersediaan barang. Bahwa stok aman, masyarakat tidak perlu khawatir. Jaminan psikologis ini sering dimainkan oleh pedagang, sehingga masyarakat berebut," kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi Mulyadi, adanya pergeseran budaya yang dilakukan oleh masyarakat sehingga harga daging sapi melonjak naik.
"Dulu saat saya kecil, jarang beli daging. Kenapa, karena orang dulu orangtua kita ini pasti punya hewan yang diternak, mereka punya domba, punya ayam. Kalau kenduri pas lebaran ini mereka
enggak pusing dan harus beli. Kalau ke pasar tinggal beli bumbu saja. Kalau sekarang ternaknya di handphone," katanya.
Sehingga Dedi menyarankan, harus dikembalikan budaya swasembada pangan di setiap rumah. Salah satunya adanya untuk memulai peternakan skala rumah tangga.
"Saat saya jadi bupati (Purwakarta), saat itu saya mewajibkan anak-anak sekolah untuk memiliki hewan ternak masing-masing," katanya. (Tribun Network/cik/van/wly)