Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sepekan kemarin, harga saham emiten produk konsumer UNVR melonjak tinggi dari Rp 3.890/unit ke level Rp 4.800/unit atau naik 23,39 persen.
Bahkan apresiasi saham UNVR terjadi di tengah pasar modal dalam negri yang muram di mana IHSG terpaksa tumbang 8,73 % dalam sepekan.
Kinerja saham UNR yang naik 23,39 % persen dalam sepekan, menjadi indikator bahwa persepsi investor terhadap UNVR kembali positif.
Pencapaian kinerja ini merupakan akumulasi berbagai realisasi strategi jangka panjang yang sempat digaungkan manajemen sepanjang setahun belakangan.
Ada 5 prioritas yang menjadi agenda utama UNVR belakangan ini,
Yakni memperkuat dan mengaktivasi potensi penuh dari brand utama dan produk unggulan melalui inovasi yang terdepan untuk mendorong konsumsi konsumen; diversifikasi portfolio ke value dan premium segment; dan memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan modern trade) dan channel masa depan (e-commerce).
Selain itu emiten ini juga memimpin di digital & data driven capabilities; serta tetap menjadi yang terdepan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
Baca juga: UNVR Genjot Kinerja Pasar e-Commerce, Direksi Akusisi Saham untuk Investasi
Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menyampaikan, ada momen saham UNVR turun cukup tajam, terutama pada periode awal pandemi.
Namun menurutnya hal itu tidak sejalan dengan fundamental UNVR itu sendiri yang secara kinerja tetap baik, meski dari sisi laba turun terimbas pandemi.
Dia menilai, penurunan laba UNVR itu masih bagus dibanding perusahaan sejenis yang mengalami rugi. Akibat salah persepsi itulah saham UNVR sempat turun sebelum kembali rebound.
Baca juga: Sektor Makanan dan Penyegar Topang Profit UNVR Rp 5,7 Triliun
Salah persepsi dari pelaku pasar itulah yang menjadi biang saham UNVR sempat turun efek aksi jual.
”Kondisi fundemental UNVR tidak buruk, selama pandemi masih peroleh laba, masih tercatat untung, dibanding perusahaan lain yang justru mencatatkan kerugian,” ucap Reza, dikutip Rabu (18/5/2022).
Tekanan dari sisi biaya produksi efek harga bahan baku yang meningkat juga berimbas ke UNVR, namun strategi yang dijalankan selama pandemi terbukti berhasil.