Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya peningkatan literasi keuangan digital kepada masyarakat saat ini terganggu seiring adanya pemberitaan kasus penipuan Binomo hingga QuoteX.
Peneliti dan praktisi edukasi serta publikasi di bidang financial technology, Gemal A N Panggabean mengatakan, kasus Indra Kenz, Doni Salmanan dan kasus penipuan lain seperti DNA Pro juga mempengaruhi citra investasi digital.
Hal ini, kata Gemal, kemudian berlanjut dengan pemberitaan yang pesimis dan negatif saat harga Bitcoin, Terra Luna dan lain-lain turun secara drastis.
Baca juga: BPKH Pastikan Dana Haji Tidak Digunakan untuk Investasi Berisiko Tinggi
“Pemberitaan menjadi ranah yang paling penting dalam investasi digital. Saat investasi digital tercoreng seperti ini dan terjadi selama beberapa bulan, orang-orang cenderung mulai beralih ke investasi yang non digital,” kata Gemal dalam keterangannya, Rabu (25/5/2022).
Gemal yang juga merupakan Head of Research and Editor Duniafintech.com menyebut, tidak semua investasi digital itu buruk, karena sampai saat ini ada banyak jenis investasi digital yang bisa digunakan secara aman dan menguntungkan.
"Untuk itu, kepercayaan orang terhadap investasi digital harus kembali direbut karena tidak semua investasi digital itu buruk," paparnya.
Menurutnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan tempat untuk memutarkan uang atau asetnya dengan cara yang aman, berizin resmi dan menguntungkan.
Di sisi lain, kata Gemal, masih banyak jenis dan platform investasi digital yang aman, tertib aturan pemerintah dan menguntungkan masyarakat Indonesia.
Baca juga: Soal Investasi Jumbo Tesla, Luhut: Tidak Semudah Menjentikkan Jari
Salah satu investasi digital yang paling menarik adalah aset kripto, seperti Bitcoin yang sudah diakui pemerintah sebagai komoditas untuk trading yang saat ini sedang tertekan harganya.
“Sama juga dengan bentuk investasi digital lainnya, seperti crowdfunding, P2P lending, saham, asuransi, dan lain-lainnya. Kejadian-kejadian saat ini hanya kejadian biasa dimana market sedang mengalami trend penurunan. Ekosistem keuangan digital seperti fintech dan crypto atau blockchain itu cukup kuat, ke depan ini masih optimis,” tuturnya.
Dia mencontohkan bagaimana fintech berizin selaku platform di era pandemi bisa berjaya dan membantu masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Bahkan, Duniafintech.com juga telah mengapresiasi hal tersebut dengan menggelar Duniafintech Awards secara rutin setiap tahun.
“Ada banyak value atau nilai yang bisa diberitahukan kepada masyarakat tentang investasi digital. Mereka belum sepenuhnya paham. Ini yang menjadi PR bagi stakeholders, agar mereka tahu tentang investasi digital yang baik itu seperti apa," ujarnya.
"Banyak produk yang bisa dimanfaatkan, seperti pemberitaan kepada media, media sosial atau dilakukan secara langsung lewat seminar dan webinar,” sambung Gemal.