Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Rabu (25/5/2022).
Pertemuan ini digelar di sela-sela agenda World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos-Swiss, untuk membahas hubungan kerja sama ekonomi kedua negara dan situasi global saat ini.
Sebagai informasi, perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia.
Pada 2020, nilai perdagangan bilateral tercatat mencapai 3,92 miliar dolar AS, di mana ekspor Indonesia mencapai 3,11 miliar dolar AS dan impor senilai 804,3 juta dolar AS.
Baca juga: Dalam Pertemuan Bilateral dengan AMTD Group, Airlangga Dorong Investasi di Sektor Keuangan dan Riil
“Dalam kaitannya dengan investasi, Menko Airlangga menyampaikan reformasi regulasi terkait investasi di Indonesia,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto dikutip dalam keterangannya, (26/5/2022).
“Selain itu juga disampaikan beberapa perhatian khusus terhadap dampak perekonomian akibat situasi geopolitik yang terjadi, dan juga beberapa isu penting bagi kedua negara seperti peningkatan akses pasar produk Indonesia dan kerja sama Kelapa Sawit Berkelanjutan,” sambungnya.
Indonesia dan Belanda sebelumnya telah melakukan MoU on Cooperation in Sustainable Production of Palm Oil (2019) dan Technical Arrangement (2020). Implementation Plan NI-SCOPS juga telah disepakati pada 24 April 2020.
Menko Airlangga juga mendorong peluang kerja sama di bidang semikonduktor, serta pengembangan investasi perusahaan Belanda di Indonesia.
Baca juga: Parlemen Indonesia Bentuk Kerjasama Bilateral dengan Parlemen Liga Arab
Seperti Unilever pada sektor oleochemical di KEK Sei Mangkei, Philips pada sektor kesehatan, dan Frisian Flag untuk pembangunan pabrik Susu di Cikarang.
Di tingkat global, Menko Airlangga menyampaikan harapan untuk kehadiran PM Belanda di KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022 mendatang.
Dalam diskusi, PM Rutte menyampaikan harapannya agar proses investasi untuk ekspansi usaha perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah dengan adanya reformasi struktural yang dapat meringkas waktu proses perizinan di Indonesia.
Belanda juga membuka diri apabila Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan, baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi, termasuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke Belanda melalui beasiswa Nuffic-Neso.
Di samping itu, Belanda juga menyediakan sistem pembelajaran daring menggunakan teknologi terkini.
Sebagai tambahan informasi kembali, dalam perdagangan bilateral Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia.
Dengan komoditas utama antara lain minyak kelapa sawit, produk kimia, kopra dan produk turunannya, minyak nabati atau hewani dan produk turunannya, minyak bumi, hingga cokelat, mentega, lemak.