Pihaknya juga terus berkomunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait dengan aturan baru tentang perikanan tangkap terukur. "Kita setuju dan mendukung aturan baru ini tapi rinciannya yang belum kita ketahui. Aturan ini tujuannya agar aktivitas perikanan tangkap kita berjalan lebih fair dan terukur serta sustainable," ujar William.
Ke depan kita lihat ada potebsi besar perikanan budidaya karana kebutuhan siplau pangan tak cukup hanya andalkan dari perikanan tangkap. Infondsia perairan pessirnya luas dan perairannya bagus.
Pihaknya juga sedang menjajaki kerjasama dengan perusahaan perikanan luar negeri untuk bekerja sama mengelola perikanan budidaya.
Menurutnya, kebutuhan ikan yang sangat besar di dalam negeri dan di pasar ekspor tidak bisa dipenuhi hanya dari hasil perikanan tangkap.
"Kita sedang survei untuk cari lokasi yang bagus untuk budidaya perikanan di Indonesia Timur. Kuncinya kualitas airnya harus bagus, maka growth-nya juga akan bagus. Tapi kendalanya adalah infrastruktur dan suplai kebutuhan logistik," bebernya.
Baca juga: Kinerja Sektor Properti Mulai Pulih, Investor Dapat Cermati Saham Ini
Saat ini ASHA banyak memproduksi aneka ikan beku dan ikan pelagis seperti tongkol, tuna, dan makarel beku. Perusahaan ini juga memproduksi aneka ikan karang dan ikan bertulang lunak.
William mengatakan, 90 persen produksi ASHA ditujukan untuk pasar ekspor, mayoritas ke sejumlah negara ASEAN, China, Korea Selatan dan Timur Tengah.
DR. Alan Koropitan, Tenaga Ahli Utama kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Maritim menyatakan mendukung keputusan ASHA melantai ke bursa.
"Kami di periode kedua pemerintahan Pak Jokowi telah merumuskan arah industri perikanan. Indonesia saat ini memang belum masuk daftar 10 negara pengekspor produk perikanan dunia. Data terbaru FAO tahun 2022, Indonesia memang belum masuk," ujarnya.
Kenyatakan itu menjadi tantangan bagi pelaku industri perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia mengingat Indonesia memiliki garis pantai yang sangat luas dan potensi ikan laut yang sangat besar.
Ekspor ikan laut di pasar internasional saat ini dikuasai China, Norwegia, Vietnam, Thailand, India, kemudian disusul Chile dan lain-lain.
Disokong teknologi yang mumpuni, infrastruktur yang kuat, serta bersinergi dengan para nelayan dari segala tingkat, ASHA optimis dengan melakukan IPO, perusahaan ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan, serta mendorong perekonomian Indonesia melalui sektor perikanan.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Kemenko Maritim dan Investasi, Mielyon E, Detty menyatakan mendukung langkah ASHA melantai di pasar modal.
"Kami sebagai bagian dari bidang perikanan tangkap, sangat antusias untuk bagaimana bersama-sama perusahaan mendukung agar investasi berjalan dengan nyaman. Kami juga berharap bisa berjalan bersama dengan ASHA untuk mendorong perikanan tangkap supaya nelayan bisa terlayani," ungkap Mielyon E, Detty.