Dengan capaian tersebut, BPS mencatat inflasi tahun kalender atau dari awal tahun hingga Mei 2022 tercatat sebesar 2,56 % year to date (ytd).
Dengan hasil tersebut, laju inflasi diperkirakan masih terus berlangsung ke depannya.
Bank Mandiri membaca, peningkatan inflasi akan terjadi secara substansial dan secara fundamental, terutama pada semester II-2022. Kondisi ini didorong oleh inflasi dari permintaan alias demand-pull inflation.
Dengan kondisi tersebut, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pun memperkirakan tingkat inflasi akan berada di kisaran 3,8 % hingga 4,0 % secara tahunan, atau sudah masuk ke dalam kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3 % secara tahunan plus minus 1 % .
Baca juga: Inflasi Sri Lanka Bisa Tembus 40 Persen, Pemerintah Siap Pangkas Pengeluaran di Semua Sektor
"Permintaan kami lihat akan meningkat, seiring dengan pemulihan ekonomi.
Ini disebabkan oleh peningkatan mobilitas penduduk karena relaksasi PPKM yang kemudian meningkatkan perputaran uang," katanya kepada KONTAN, Kamis (2/6).
Begitu juga analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memprediksi inflasi bisa melampaui 4 % - 4,5 % sampai akhir tahun ini.
Malah, ia sebut laju inflasi sampai akhir tahun ini bisa saja lebih besar jika pemerintah tidak melakukan subsidi energi.
Supaya inflasi tetap terjaga, Irman menyarankan pemerintah bisa mengamankan pasokan komoditas utama yang rawan inflasi. Sedangkan bank sentral dari sisi pengendalian likuiditas. (Bidara Pink)