Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga mengungkapkan penularan penyakit mulut dan kuku cukup tinggi.
Penularan yang tinggi, kata Kuntoro, terjadi karena PMK dapat menyebar melalui udara.
"Mengingat penularan virus yang Airborne dan dapat menular dengan cepat hingga radius 10 km, maka penyebaran PMK memang sangat tinggi," ujar Kuntoro dalam konferensi pers virtual yang dipantau Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban saat PMK Masih Mewabah, Kenali Ciri-ciri Hewan yang Tertular PMK
Kuntoro mengatakan Kementan telah secara responsif melakukan penelusuran sejak kasus PMK pertama ditemukan.
Kementan, menurut Kuntoro, sudah berhasil menemukan serotip dan strain dari virus PMK yang ada.
"Sehingga produksi dan pengadaan vaksin dapat segera dilakukan sesuai kebutuhan," tutur Kuntoro.
Selain itu, Kuntoro mengatakan Pemerintah telah melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak yang tertular untuk mengurangi risiko penyebaran di beberapa lokasi.
Baca juga: Puluhan Sapi di Bangkalan Dilaporkan Sembuh dari Penyakit PMK, Ternyata Diberi Ramuan Herbal Ini
Seperti diketahui, vaksinasi PMK telah dilakukan terhadap dua lokasi peternakan sapi rakyat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa, 14 Juni 2022.
Pemerintah menyiapkan anggaran pengadaan vaksinasi darurat PMK sejumlah 3 juta dosis.
Pada tahap pertama diadakan sebanyak 800.000 dosis vaksin PMK. Selanjutnya tahap kedua 2,2 juta dosis.
Siapkan 3 Juta Dosis Vaksin untuk Pencegahan PMK pada Hewan Ternak
Kuntoro Boga mengungkapkan Pemerintah telah melaksanakan vaksinasi perdana terhadap hewan ternak untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Vaksinasi telah dilakukan terhadap dua lokasi peternakan sapi rakyat di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa, 14 Juni 2022.