TRIBUNNEWS.COM - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) masih anjlok hingga akhir pekan ini.
Salah satu diantaranya, adalah harga kripto populer Bitcoin atau BTC.
Mengutip dari coindesk harga Bitcoin turun hingga menyentuh angka di bawah 19.000 dollar AS (sekitar Rp 274 juta) per keping pada Sabtu (19/6/2022).
Angka itu turun dari kisaran angka 20.000 dollar AS (sekitar Rp 296 juta) per keping pada pekan lalu.
Baca juga: Update Harga Kripto, Nilai Bitcoin Anjlok di Zona Merah Turun 7,12 Persen
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Harga Bitcoin dkk Kembali Menguat
Penyebab
Diketahui, penurunan harga kripto itu disebabkan oleh aksi pencairan atau penjualan aset, atau likuidasi cryptocurrency yang dilakukan banyak orang.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh analis pasar dari perusahaan penjamin aset digital Genesis.
"Kami melihat proses likuidasi berpengaruh pada penurunan harga mata uang kripto dan sekaligus menimbulkan sentimen negatif di pasar,"
"Hal ini tentunya memicu lebih banyak likuidasi dan sentimen negatif lainnya yang ada di benak para investor," ujar seorang analis dari Genesis.
Berdasarkan data Coinglass, nilai likuidasi di pasar kripto tercatat di angka 566 juta dollar AS (sekitar Rp 8,2 triliun) selama 24 jam terakhir.
Dari total tersebut, Bitcoin memiliki angka likuidasi yang tertinggi dengan 271 juta dollar AS (sekitar Rp 4 triliun).
Tak Hanya Bitcoin, Ethereum juga Meredup
Kripto populer lainnya yang juga mengalami penurunan adalah Ethereum (ETH).
Ethereum juga anjlok ke angka di bawah 1.000 dollar AS (sekitar Rp 14,8 juta) per keping untuk pertama kalinya sejak Januari 2021 lalu.
Menurut data Coindesk, harga Ethereum saat ini berada di angka 951 dollar AS (sekitar Rp 14 juta) per keping pada Minggu (19/6/2022).
Dengan penurunan ini, kedua mata uang kripto tersebut sudah masuk ke kategori pasar bearish.
Di mana suatu kondisi sebuah aset, saham, atau mata uang memiliki penurunan lebih dari 20 persen dibanding angka tertingginya dalam beberapa bulan terakhir.
Nilai Bitcoin Masih di Zona Merah
Diwartakan Tribunnews.com, pada Minggu (19/6/2022) pagi diketahui Bitcoin masih redup di zona merah.
Yakni dengan penurunan 7,12 persen dalam 24 jam terakhir di level 19.016 dolar AS atau setara Rp 275 juta (kurs Rp 14.500 per dolar AS).
Kemudian, Tether (USDT) yang bernasib sama dengan Bitcoin.
Tether terjun 0,03 persen pada posisi 0,998 dollar AS, dan USD Coin melemah 0,02 persen pada 1 dollar AS.
Hari ini pelemahan harga kripto juga terjadi pada aset kripto BNB yang terkoreksi 8,73 persen pada level 197,19 dollar AS.
Baca juga: Update Aset Kripto, Harga Bitcoin Hari Ini Tembus US$ 31.000
Dilanjutkan Binance USD yang turun 0,24 persen menjadi 0,99 dollar AS.
Cardano (ADA) pagi ini melemah sebesar 6,37 persen dan diperdagangkan pada level 0,45 dollar AS.
Selanjutnya XRP turun 4,19 persen pada posisi 0,30 dollar AS, Dogecoin melemah 7,06 persen di level 0,05 dollar AS.
Satu-satunya aset kripto dengan 10 kapitalisasi pasar terbesar yang bergerak di zona hijau adalah Solana (SOL).
Aset ini tumbuh 2,95 persen di level 31,77 dollar AS.
Gagal Rebound
Hingga minggu ini, mata uang kripto Bitcoin gagal melambung dan kembali ke kisaran 20.000 dollar AS hingga 23.000 dollar AS.
Bitcoin secara historis mengalami periode kenaikan harga tanpa gejala yang diikuti oleh penurunan tajam.
Hal ini biasanya terjadi selama beberapa bulan hingga dua tahun.
Pedagang dan spekulan mata uang kripto menyebut periode ini sebagai "siklus" dan sering merujuk pada tingkat harga historis saat menetapkan target harga baru.
Beberapa pedagang mata uang kripto juga telah berteori bahwa bitcoin tidak akan jatuh seperti level terendah pada siklus sebelumnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Muhammad Zulfikar)(Kompas.com/Bill Clinten)