Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Keputusan Rusia memperketat produksi energi di negaranya dengan memangkas ekspor gas ke sejumlah negara Uni Eropa dari Laut Baltik hingga Laut Adriatik membuat perekonomian Jerman babak belur.
Keputusan politis Rusia tersebut membuat Ekonomi Jerman selangkah lagi menuju jurang resesi.
Ancaman resesi ini dihadapi Jerman setelah perusahaan gas negara Rusia Gazprom memotong pasokan gasnya di pipa Nord Stream sebanyak tiga kali, sebagai bentuk balasan kepada Jerman atas serangkaian sanksi yang telah dilayangkan pemerintah Jerman dan sekutunya kepada Moscow.
Melansir dari Reuters, resesi Jerman mulai terlihat setelah Asosiasi industri BDI Jerman memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2022 dari 3,5 persen menjadi 1,5 persen, pada Selasa (21/6/2022).
“Penghentian pengiriman gas Rusia akan membuat Jerman mengalami resesi tak terhindarkan," jelas Asosiasi industri BDI.
Imbas dari pemotongan tersebut, kini pasokan gas Rusia ke Jerman hanya bekerja dengan kapasitas 40 persen. Hal inilah yang memicu lahirnya perlambatan ekonomi karena meningkatnya permintaan minyak ditengah pengetatan pasokan.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengakui bahwa negaranya sangat bergantung dengan pasokan gas dari Rusia. Ini terlihat setelah beberapa tahun terakhir Rusia memasok lebih dari setengah total pasokan gas alam Jerman, mengutip dari Deutsche Welle.
Baca juga: Gazprom Rusia Potong Aliran Gas di Nord Stream 1, Jerman Sebut Harga Bahan Bakar Bisa Naik
Namun setelah Rusia mulai membatasi ekspor minyak dan gasnya, kini Jerman perlahan mulai mengurangi ketergantungannya terhadap energi Rusia dengan beralih menggunakan pembangkit listrik batu bara (PLTU) pada akhir Juni nanti.
Dengan adanya peralihan ini Habeck optimis bahwa penggunaan batu bara dapat membantu Jerman menghemat stok gasnya.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria
Sejalan dengan Jerman, belakangan pemerintah Italia juga melakukan langkah serupa dengan beralih menggunakan energi tenaga fosil demi meningkatkan penyimpanan gas.
Usai adanya pemangkasan ini, Anadolu Agency mencatat harga gas alam yang dijual di titik perdagangan gas alam virtual (TTF) untuk kontrak bulan Juli kini telah dipatok di harga 124,66 euro per megawatt hour, naik lebih tinggi sekitar 300 persen dari tahun sebelumnya.