Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TEGUCIGALPA - Pemerintah Honduras telah membekukan harga bahan bakar jenis bensin dan solar selama sebulan penuh untuk perangi inflasi dan diumumkan hari Jumat (24/6/2022) kemarin.
Keputusan tersebut menjadikan Honduras sebagai negara Amerika Tengah terbaru yang berusaha melawan inflasi yang menyebabkan harga gas meroket di seluruh dunia.
Menurut data Bank Sentral Honduras, inflasi telah mencapai 9,09 persen di bulan Mei, dan akumulasi inflasi untuk lima bulan pertama tahun ini mencapai 5,18 persen, yang didorong oleh melonjaknya harga bahan bakar menyusul invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu.
Menteri Energi Honduras, Erick Tejada mengatakan pembekuan harga bensin dan solar ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi dampak kenaikan bahan bakar global terhadap perekonomian Honduras.
"Pemerintah akan membekukan harga bensin dan solar selama empat minggu mulai Senin untuk mengurangi dampak harga bahan bakar internasional terhadap perekonomian nasional," kata Erick Tejada, yang dilansir dari Reuters.
Harga bahan bakar telah meroket di Honduras. Sementara bank sentral negara ini memperkirakan inflasi tahun ini akan berada di atas dua gitit untuk pertama kalinya sejak tahun 2000.
Baca juga: Warga Uni Eropa Bersiap Hidup Tanpa Pasokan Gas Rusia dan Lonjakan Inflasi
Honduras, negara termiskin kedua di Amerika Latin, memanfaatkan Diesel untuk keperluan industri, transportasi dan pembangkit listrik. Sedangkan bensin biasanya digunakan oleh konsumen kelas menengah ke bawah.
Wilayah Amerika Latin memiliki beberapa suku bunga tetringgi di dunia, dengan bank sentral Meksiko membuat rekor kenaikan suku bunga minggu ini. Namun sejauh ini, negara-negara di Amerika Latin masih belum berhasil dalam melawan inflasi.
Baca juga: Kenaikan Harga Pangan Dorong Inflasi Inggris Sebesar 9,1 Persen
Sementara negara-negara di wilayah lain juga sedang bergulat dengan harga makanan dan bahan bakar yang meroket, yang sebagian dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Perjuangan kawasan Amerika Latin untuk menekan harga, meskipun sudah memperketat kebijakan moneter secara agresif, menjadi peringatan betapa sulitnya memerangi inflasi.
Baca juga: Penguatan Rubel Terhadap Dolar AS Dorong Perlambatan Inflasi Rusia
Ini juga memicu kemarahan dan ketidakpuasan di wilayah yang sudah bergejolak, yaitu di Argentina, yang merupakan pemasok global utama tembaga, jagung, gandum, dan kedelai. Di Argentina, pengemudi truk bahkan mengancam akan memblokir ekspor, sebagai protes kekecewaan mereka terhadap kenaikan harga bahan bakar dan kelangkaan solar.