Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak mentah di pasar dunia merosot di awal perdagangan Asia hari ini, Jumat (8/7/2022), menyusul rebound di sesi sebelumnya.
Tren pelemahan harga minyak ini terjadi di tengah kekhawatiran pasokan global yang ketat dan resesi yang dapat mempengaruhi permintaan minyak.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 39 sen atau 0,4 persen, menjadi 104,26 dolar AS per barel pada pukul 00:13 GMT.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 35 sen atau 0,3 persen menjadi 102,38 dolar AS per barel.
Perdagangan pekan ini ditandai dengan penurunan tajam pada aksi jual beli Selasa (5/7/2022), saat harga WTI turun 8 persen dan Brent jatuh 9 persen.
"Aksi jual di pasar komoditas mendapat penangguhan hukuman karena para pedagang mengabaikan kekhawatiran resesi dan mengalihkan fokus mereka kembali ke masalah kekurangan pasokan," kata analis di perusahaan jasa keuangan CMC Markets, Tina Teng.
Teng menambahkan, ketidakpastian ekonomi menunjukkan resesi yang tidak dapat dihindari dan dapat mempengaruhi harga komoditas.
"Namun, ketidakpastian ekonomi tetap dengan imbal hasil obligasi benchmark terbalik menunjukkan resesi yang tidak dapat dihindari, yang mungkin terus membebani harga komoditas," ujar Teng.
Baca juga: Harga Minyak Melemah, Brent Diperdagangkan 119,46 Dolar AS per Barel
Bank-Bank Sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang melonjak, meningkatkan kekhawatiran kenaikan biaya pinjaman yang dapat mendorong perekonomian negara ke dalam resesi dan mengurangi permintaan pasokan minyak.
Berdasarkan data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada hari Kamis (7/7/2022) kemarin, menunjukkan stok minyak mentah AS naik tajam pekan lalu karena adanya peningkatan persediaan dan penyulingan telah memangkas produksi minyak.
Baca juga: Harga Minyak Brent Tembus Level Tertinggi Sejak Maret
Persediaan minyak mentah AS pada minggu lalu naik 8,2 juta barel. Para analis sebelumnya memperkirakan persediaan pasokan minyak AS akan turun 1 juta barel.
Sementara pengolahan minyak mentah kilang AS turun 228.000 barel per hari. Tingkat pemanfaatan kilang turun 0,5 poin presentase menjadi 94,5 persen.
Baca juga: Ekonomi Morat-marit, Sri Lanka Jual Solarnya ke Dunia Usaha Pakai Uang Dolar
Stok bensin turun 2,5 juta barel menjadi 219,1 juta barel. Sedangkan stok sulingan, yang mencakup solar dan heating oil, turun 1,3 juta barel.
"Persediaan mendukung pasar minyak karena Anda memiliki penarikan persediaan secara keseluruhan karena SPR mengimbangi peningkatan persediaan komersial," kata presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow.