News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Saham Bergerak Datar Menyusul Rilisnya Data Tenaga Kerja AS

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Wall Street. Indeks saham utama Wall Street bergerak datar pada hari Jumat (8/7/2022) kemarin, karena imbal hasil Treasury melonjak menyusul rilisnya data tenaga kerja AS yang mendorong Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memperlambat inflasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Indeks saham utama Wall Street bergerak datar pada hari Jumat (8/7/2022) kemarin, karena imbal hasil Treasury melonjak menyusul rilisnya data tenaga kerja AS yang mendorong Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memperlambat inflasi.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, pengusaha AS mempekerjakan lebih banyak pekerja pada bulan Juni dan adanya kenaikan upah yang stabil, menjadi tanda bahwa pasar tenaga kerja yang kuat telah memberi dorongan Federal Reserve AS untuk menaikkan kembali suku bunga sebanyak 75 basis poin bulan ini.

Data tersebut juga menunjukkan nonfarm payrolls atau pekerjaan nonpertanian melonjak 372.000 pekerjaan pada bulan Juni, jauh lebih tinggi dari perkiraan ekonom. Sedangkan tingkat pengangguran tetap stabil di 3,6 persen.

Baca juga: Pasca Penembakan Shinzo Abe, Bagaimana Indeks Saham dan Yen Jepang?

Dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Avarege jatuh 0,15 persen, sedangkan indeks S&P 500 turun 0,1 persen, dan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,12 persen.

"Ada banyak malapetaka dan kesuraman baru-baru ini, sehingga pembacaan pasar tenaga kerja yang kuat dapat meredakan beberapa ketakutan akan resesi dan menunjukkan sifat tangguh ekonomi kita dengan pasar tenaga kerja yang kuat dalam menghadapi inflasi yang panas. The Fed berkomitmen untuk menaikkan suku bunga secara agresif untuk mendinginkannya, yang kemungkinan akan menghasilkan volatilitas yang berkelanjutan," kata direktur pelaksana E*TRADE dari Morgan Stanley, Mike Loewengart.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Jumat kemarin, ia mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan ini, dan menggarisbawahi kenaikan suku bunga adalah upaya The Fed untuk menekan inflasi yang melonjak.

Baca juga: 11 Indeks Sektoral Seret IHSG Jatuh 2,53 Persen ke 6.622, Sektor Teknologi Jatuh Terdalam

Harga minyak berjangka Brent naik 2,37 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi 107,02 dolar AS per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,06 dolar AS atau 2 persen, menjadi 104,79 dolar AS per barel.

Indeks dolar AS juga bergerak datar pada Jumat kemarin, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 2002. Sedangkan nilai tukar Euro naik 0,19 persen menjadi 1,01805 dolar AS.

Sementara itu, imbal hasil Treasury 10 tahun naik 3,0822 persen, dari 2,989 persen sebelum rilisnya data Tenaga Kerja AS. Imbal hasil Treasury dua tahun melonjak 3,0985 persen dari 3,001 persen.

Indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 45 negara, juga mengalami kenaikan sebanyak 0,12 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini