Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Instrumen emas dinilai wajib ada dalam total portofolio investasi yang dimiliki masyarakat.
CEO Lakuemas Bayu Saputra mengatakan, secara historis emas memberikan keuntungan sekitar 7 persen sampai 8 persen dalam satu tahun dan lebih aman dibanding menyimpan uang yang tergerus inflasi.
"Tapi portofolio jangan terlalu ekstrem di emas semua. Saya sarankan 10 persen dari total portofolio itu wajib di emas," ucap Bayu secara virtual, Rabu (13/7/2022).
Baca juga: Pilih Emas Atau Saham untuk Investasi? Ini Perbedaannya
Menurutnya, produk emas memang tidak setinggi keuntungannya dibanding saham, tetapi risikonya jauh lebih rendah dan mudah dijual di toko emas.
"Emas juga bisa dijadikan dana darurat, meski volatilitasnya tetap ada," ucap Bayu.
Ia menyebut, nilai emas dapat saja melonjak drastis ketika muncul ketidakpastian ekonomi global, seperti saat awal perang Rusia - Ukraina atau awal pandemi Covid-19.
Baca juga: Turun Rp 2.000, Harga Emas Antam di Level Rp 964.000 per Gram
"Saat itu harga emas lumayan tinggi naiknya, dan setelah ketidakpastian selesai pergerakannya emas sideway atau cenderung mendatar," tuturnya.