Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BUDAPEST – Pemerintah Hungaria telah mendeklarasikan darurat energi sebagai tanggapan atas gangguan pasokan dan meroketnya harga bahan bakar minyak (BBM) di Eropa.
Kepala staf Perdana Menteri Hungaria, Gergely Gulyás mengatakan, perang Rusia di Ukraina dan sanksi dari Uni Eropa telah menyebabkan krisis energi di Eropa.
“Tidak mungkin ada cukup gas di Eropa untuk musim panas, musim gugur dan musim dingin. Hungaria akan meningkatkan kapasitas produksi energi domestiknya untuk memastikan pasokan yang memadai,” kata Gulyás.
Baca juga: Jerman Pede Bakal Lepas Dari Ketergantungan Energi Rusia, Agustus Batubara, Desember Minyak
“Perang yang berkepanjangan dan sanksi dari Uni Eropa telah menyebabkan harga energi naik secara dramatis di seluruh Eropa, dan faktanya, sebagian besar Eropa sudah mengalami krisis energi,” imbuhnya.
Dilansir dari Aljazeera, Kamis (14/7/2022) Hungaria akan meningkatkan produksi tahunan gas alam dari 1,5 miliar meter kubik menjadi dua miliar meter kubik.
Selain itu, Hungaria juga akan meningkatkan ekstraksi lignit (batubara coklat) dan menempatkan lignit yang saat ini tidak berfungsi.
“Ekspor energi akan dilarang, dan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Hongaria juga akan meningkatkan produksinya dengan memperpanjang waktu operasinya,” ungkap Gulyás.
Gulyás juga menambahkan bahwa saat ini pasokan gas Hungaria tidak mengalami gangguan.
Sementara itu, pengumuman mengenai darurat energi itu muncul setelah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orbán mengadakan pertemuan dengan para kabinetnya.
Hungaria sangat bergantung pada bahan bakar fosil dari Rusia, dan tahun lalu menandatangani perjanjian 15 tahun dengan perusahaan energi Rusia Gazprom untuk pembelian gas alam.
Baca juga: Vladimir Putin Sebut Sanksi Barat Hanya akan Membuat Harga Energi Melonjak
Hungaria mengimpor sekitar 65 persen minyak dan 85 persen gas dari Rusia.
Pada hari rabu (13/7/2022) Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó mengatakan pada pertemuan para menteri luar negeri regional bahwa Hungaria akan berusaha untuk membeli tambahan 700 juta meter kubik gas sebelum musim gugur Eropa, tetapi tidak menentukan dari mana.
Ekonom di Wood & Company mengatakan bahwa Hungaria adalah negara Eropa tengah yang paling berpotensi mengalami kekurangan energi, yang nantinya berdampak pada kinerja mata uang forint Hungaria.