Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten jasa pengangkutan laut dan logistik, PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) akan membagikan dividen sebesar Rp 1 miliar atau setara dengan 22,85 persen dari laba bersih pada 2021 dan tambahan Rp 1 miliar dari saldo laba ditahan perseroan.
Dengan demikian, besaran dividen yang akan dibagikan sebesar Rp 2 miliar atau equivalen sebesar Rp 1,08 per lembar saham.
"Sementara itu, perseroan akan mengalokasikan sisa laba bersih 2021 sebesar Rp 3,38 miliar menjadi laba ditahan," kata Direktur Utama BSML David Desanan Anan Winowod usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Sepanjang 2021, Antam Salurkan Rp 2,05 Triliun ke Negara Berbentuk Pajak Hingga Dividen
Menurutnya, perseroan berencana membayar dividen tunai setiap tahun, yang dimulai untuk tahun buku 2022 maksimal 35 persen dari laba, sesuai dengan prospektus saat BSML melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
"Pembagian dividen ini mempertimbangkan keuntungan atau saldo laba positif tahun fiskal dan kewajiban kami untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan perseroan,” ucap David.
Ia menyebut, tingkat pertumbuhan bisnis ke depan juga menjadi pertimbangan penting dalam pembagian dividen.
"Semuanya secara keseluruhan diharapkan selaras dengan tujuan kami untuk memaksimalkan nilai pemegang saham jangka panjang,” tuturnya.
Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih Rp 4,38 miliar melonjak 922,42 persen dari tahun sebelumnya Rp 428,55 juta.
Kenaikan laba bersih itu seiring dengan pendapatan usaha yang mencapai Rp 61,16 miliar, melesat 126,81 persen dari 2020 senilai Rp 26,96 miliar.
Direktur Operasional dan Pemasaran BSML, Yandi Tjendana menjelaskan, ada tiga faktor pendorong prospek bisnis di tahun ini.
Pertama, perkembangan industri tambang, khususnya batu bara dan nikel, terutama setelah pemerintah menggenjot industri baterai listrik.
“Kondisi ini akan makin meningkatkan kebutuhan akan angkutan barang tambang tersebut,” kata Yandi.
Baca juga: Summarecon Bagikan Dividen Rp 99 Miliar atau Rp 6 Per Lembar Saham
Kedua, peningkatan investasi smelter berpotensi meningkatkan kebutuhan transportasi barang tambang. Ketiga, meningkatnya operasi pelabuhan baru berpotensi meningkatkan pangsa pasar untuk jasa layanan pengurusan dokumen kapal.
Saat ini perseroan memiliki total 9 kapal tug boats dan 7 kapal barges, di mana berdasarkan jumlah aset yang beroperasi di antara perusahaan sejenis, perseroan baru memiliki pangsa pasar 2 persen.
“Kami membidik target pangsa pasar sebesar 6 persen melalui pengembangan aset dalam 5 tahun ke depan," ucapnya.