Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Prospek ekonomi global saat ini semakin mengkhawatirkan, di mana International Monetary Fund (IMF) sudah mensinyalir adanya pemangkasan pertumbuhan ekonomi global.
Tak hanya itu, Direktur Operasi IMF Kristalina Georgieva meminta China dan negara anggota G20 untuk membantu percepatan untuk pengurangan utang global.
"Pasalnya, hampir sepertiga dari negara-negara berkembang berada dalam kesulitan utang," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: 5 Riwayat Resesi Global, Ada The Great Depression dan Krisis Finansial Asia 1997
Demikian halnya dengan negara-negara berpenghasilan rendah dengan tingkat risiko kesulitan dua kali lipatnya, apalagi saat ini negara-negara ekonomi maju sudah menaikkan suku bunga hingga menyebabkan situasinya semakin pelik.
"Karena itu, arus keluar modal dari pasar negara berkembang terus berlanjut. Bahkan, hampir satu dari tiga negara sekarang memiliki suku bunga 10 persen atau lebih tinggi," kata Nico.
Adapun IMF telah mencatat lebih banyak negara berpenghasilan menengah, termasuk Sri Lanka dan Malawi, yang mencari bantuan dari pihak lain dan ada kemungkinan negara lain akan mengikuti langkah tersebut.
Sehingga, IMF melihat kedaruratan untuk menyepakati penghapusan utang untuk Zambia, Chad, dan Ethiopia sebagai tiga negara Afrika yang telah meminta bantuan di bawah Common Framework dan yang komite krediturnya bertemu bulan ini.
"IMF pun telah mendorong China untuk sepakat menjadi ketua bersama komite kreditur Zambia. Hal ini mengingat profil China yang merupakan kreditur terbesar secara global, di mana melampaui bank dunia," pungkasnya