News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prediksi BI, Inflasi Juli 0,59 Persen, Dipicu Lonjakan Harga Cabai dan Bawang Merah

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi nasional pada Juli 2022 diprediksi 0,59 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi nasional pada Juli 2022 diprediksi 0,59 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Prediksi yang dilakukan BI berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan pada minggu kedua Juli 2022.

Menurut bank sentral, perkembangan harga pada periode tersebut dinilai masih relatif terkendali.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah, bawang merah, hingga angkutan udara.

“Penyumbang utama inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,20 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,13 persen (mtm), angkutan udara dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,07 persen (mtm), tomat sebesar 0,03 persen (mtm),” jelas Erwin, Sabtu (15/7/2022).

“Kemudian untuk daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT), tarif air minum PAM, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm),” sambungnya.

Baca juga: Rupiah Terancam Oleh Inflasi AS? Berikut Pernyataan Para Analis

Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Komoditas tersebut seperti minyak goreng sebesar 0,04 persen (mtm), telur ayam ras, kangkung, sawi hijau, jeruk, bawang putih, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Sebut Inflasi Naik Tak Masalah Jika Uang Masyarakat Banyak

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait.

Hal tersebut dilakukan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini