Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Melonjaknya inflasi AS di bulan Juni ke angka 9,1 persen, membuat pasar keuangan gelisah dan meningkatkan kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi.
Penyebab tingginya inflasi AS diperkirakan karena beberapa faktor antara lain, lonjakan harga pangan dan energi yang dipicu kekurangan pasokan dan perang di Ukraina, pengeluaran pemerintah AS yang besar untuk stimulus ekonomi dan suku bunga rendah di tengah merebaknya pandemi Covid-19, serta kurangnya tenaga kerja AS dan gangguan rantai pasokan.
Namun seorang ahli strategi investasi, Bill Smead berpendapat faktor lain yang ikut bertanggung jawab terkait melonjaknya inflasi di AS adalah generasi milenial.
Baca juga: Resesi Disebut Mengancam Berbagai Negara, Puncak Inflasi Masih Akan Terjadi
“Lihat, apa yang tidak semua orang termasuk dalam percakapan adalah apa yang sebenarnya menyebabkan inflasi, yaitu terlalu banyak orang dengan terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang,” kata kepala investasi di Smead Capital Management Bill Smead, yang dikutip dari CNBC.
Smead mengungkapkan, jumlah generasi milenial terutama kelompok usia 27 hingga 42 tahun di AS mencapai 92 juta orang.
Menurut Smead, perilaku milenial yang telah berubah menjadi gemar membelanjakan dananya untuk membeli rumah, kendaraan dan aset lainnya, dapat mendorong kenaikan harga.
“Jadi kami memiliki banyak orang di Amerika Serikat, (berusia) 27 hingga 42, yang menunda pembelian rumah, pembelian mobil, selama sekitar tujuh tahun lebih lambat dari kebanyakan generasi.
Tetapi dalam dua tahun terakhir mereka semua memasuki pesta bersama-sama, dan ini hanyalah awal dari periode waktu 10 hingga 12 tahun di mana ada sekitar 50 persen lebih banyak orang yang menginginkan hal-hal ini daripada yang ada di masa lalu,” ungkap Smead.
Namun banyak generasi milenial tidak setuju dengan gagasan yang menyebut mereka gemar menggunakan uang untuk membeli aset.
Sedangkan menurut sejumlah survei yang dilakukan dalam dua tahun terakhir menunjukkan lebih dari 60 persen generasi milenial di AS menunda membeli rumah karena memiliki biaya pinjaman pendidikan yang harus dibayar. Milenial juga merupakan generasi dengan beban utang yang tumbuh paling cepat.
Tekanan pada pasar perumahan di AS karena kekurangan pasokan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan persaingan yang tinggi, membuat banyak pembeli di usia akhir 20-an dan awal 40-an mengurungkan niat untuk membeli rumah.