News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CEO ConocoPhillips Ingatkan Bahaya Krisis Minyak dan Volatilitas Harga

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO ConocoPhillips Ryan Lance

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, HOUSTON – CEO ConocoPhillips Ryan Lance mengingatkan tentang krisis pasokan minyah mentah dan volatilitas harga yang dapat memperlambat kenaikan output Amerika Serikat ke depan.

ConocoPhillips merupakan perusahaan energi terintegrasi ketiga terbesar di Amerika Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar dan cadangan minyak serta gas.

Dalam sambutannya kepada anggota kelompok minyak di Forum Produsen Houston, Ryan Lance melihat adanya krisis pasokan minyak yang membayangi di masa depan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (20/7/2022) komentar Lance muncul beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden kembali dari Arab Saudi tanpa berhasil mengamankan kesepakatan bagi kelompok OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak.

"Pada akhirnya, permintaan akan kembali ke tingkat pra-pandemi," kata Lance sembari memperingatkan tentang kurangnya kapasitas tambahan OPEC.

Baca juga: Di Iran, Vladimir Putin Sindir Uni Eropa, Alami Krisis Energi Karena Sanksi yang Mereka Buat Sendiri

"Ada krisis pasokan yang akan datang," tambah Lance.

Lance kemudian mengatakan bahwa Uni Emirat Arab dan Arab Saudi dapat menambah kapasitas produksi minyak dari 1 juta hingga 2 juta barel per hari (bph).

Namun untuk aliansi OPEC+ seperti Nigeria, Angola dan Libya sedang berjuang untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

Produksi minyak AS yang melonjak sekitar 4 juta barel per hari dalam tiga tahun terakhir saat ini berjalan lebih lambat.

Baca juga: Krisis Energi, Pemerintah Prancis Akan Nasionalisasi Perusahaan Listrik EDF

"Produksi minyak AS akan tumbuh satu juta barel per hari tahun ini dan kita mungkin akan tumbuh mendekati satu juta barel lagi untuk tahun depan.” ungkapnya.

Permintaan minyak pada akhirnya akan melebihi tingkat pra-pandemi dan puncak permintaan minyak diperkirakan akan terjadi 10 hingga 20 tahun mendatang.

Lance menambahkan adanya kekhawatiran tentang resesi akan membuat volatilitas pasar semakin meningkat.

Baca juga: Turki Terancam Krisis Energi, Deutsche Bank Beri Suntikan Dana 925 Juta Euro

Secara terpisah, volatilitas merupakan ukuran statistik yang digunakan untuk menunjukkan penyebaran imbal hasil sekuritas atau indeks pasar tertentu.

Volatilitas juga dapat dikatakan sebagai indikator yang digunakan untuk menunjukkan stabilitas pasar keuangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini