TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Komisi XI, Andreas Eddy Susetyo mengatakan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus melakukan terobosan berbasis gerakan gotong-royong dan menyatakan “perang”.
Tujuannya, untuk menekan laju inflasi sebagai dampak krisis ekonomi global yang kini tengah terjadi.
"Gerakan gotong-royong ini harus digaungkan baik antar-TPID kabupaten/kota maupun antar-TPID Provinsi," kata Andreas dalam keterangan yang diterima, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Inflasi Tinggi, Sinyal Ada Masalah Produksi Dan Distribusi Pangan
Menurutnya, tugas TPID sekarang menjadi jauh lebih berat karena harus bergerak seperti tim sepakbola yang memainkan total football dengan target bukan hanya inflasi di daerah masing-masing.
"Namun juga memitigasi daerah yang surplus dan defisit bahan pangan tertentu untuk kemudian dilakukan perdagangan domestik," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Dirinya menyebutkan, ego kedaerahan harus ditanggalkan demi kepentingan nasional dalam rangka menekan laju inflasi.
"TPIP harus bisa menjadi semacam dirigen bagi orkestra TPID Provinsi. Sedangkan TPID Provinsi harus secara nyata membangun sinergi dan kolaborasi antar-TPI kabupaten/kota," katanya.
Dia mengatakan, selain gotong royong, juga diambil langkah-langkah antisipasi melalui strategi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Strategi keterjangkauan harga dilakukan dengan pemanfaatan anggaran belanja pemerintah dalam rangka stabilisasi harga.
"Strategi ketersediaan pasokan dilakukan melalui berbagai program dalam kerangka memenuhi kebutuhan pangan yang mudah diakses masyarakat. Implementasi paling sederhana adalah pemenuhan kebutuhan hortikultura secara mandiri skala rumah tangga akan berdampak pada penurunan tekanan permintaan di pasar yang pada akhirnya berkontribusi terhadap stabilitas harga," katanya.
Baca juga: Inflasi RI Tertinggi Sejak 2015, Berikut Jenis Investasi yang Bisa Jadi Pilihan
Selanjutnya ialah strategi kelancaran distribusi dilakukan dengan mendorong dilakukannya kerjasama antardaerah dalam rangka memenuhi pasokan komoditas pangan.
"Salah satu implementasi strategi ini adalah digitalisasi pasar tradisional yang akan memperluas pasar dan memperpendek rantai distribusi sehingga menekan biaya," ujarnya.
Menurutnya hal yang tidak kalah penting adalah strategi dalam pengelolaan komunikasi yang efektif melalui pemanfaatan teknologi informasi.
"Pertimbangan strategi komunikasi ini adalah untuk menangkal terjadinya informasi asimetris terhadap perkembangan harga di pasar. Keterikatan masyarakat terhadap media sosial saat ini bisa menjadi celah terjadinya disinformasi yang berpotensi menimbulkan gejolak harga," tambahnya.