Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Inflasi konsumen Korea Selatan melonjak ke level tertinggi di bulan Juli setelah bank sentral Korea melakukan berbagai pengetatan.
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/8/2022) Indeks harga konsumen (CPI) Korea Selatan berada di angka 6,3 persen di bulan Juli, meningkat dari yang sebelumnya berada di angka 6,0 persen untuk bulan Juni.
Laju inflasi Korea Selatan di bulan Juli juga merupakan yang tercepat sejak kenaikan 6,8 persen pada November 1998.
Data tersebut mendukung ekspektasi para ekonom bahwa bank sentral korea yang telah menaikkan suku bunga kebijakan dari 0,5 persen menjadi 2,25 persen, akan kembali menaikkan suku bunga lebih lanjut.
"Data itu telah menunjukkan tanda-tanda bahwa inflasi akan mulai melambat setelah kuartal saat ini, tetapi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat inflasi mereda karena efek lagging," kata Oh Chang-sob, ekonom di Hyundai Motor Securities.
Baca juga: Inflasi Korea Selatan Cetak Rekor Tertinggi Dalam Kurun Waktu 24 Tahun Terakhir
Data dari Badan Statistik Korea menunjukkan bahwa indeks mengalami kenaikan 0,5 persen pada basis bulanan di bulan Juli, tepat di atas kenaikan 0,4 persen yang diperkirakan dalam survei ekonom, tetapi melambat dari kenaikan 0,6 persen pada bulan Juni.
Sementara itu, data hari Selasa (2/8/2022) ini menjadi satu-satunya angka inflasi bulanan yang dirilis antara kenaikan suku bunga bank sentral pada Juli dan pertemuan kebijakan berikutnya.
Baca juga: Ekspektasi Inflasi Korea Selatan Bulan Juli Sentuh Level Tertinggi dalam Dua Dekade
Bank sentral Korea Selatan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Juli.
Di sisi lain, bank sentral Korea yang mulai memperketat kebijakan di akhir tahun lalu mengatakan bahwa kenaikan suku bunga pada 13 Juli merupakan kondisi yang “tidak biasa” dan kemungkinan besar akan meningkat 25 basis poin setiap kali di masa depan.